Surabaya, Media Pojok Nasional -.
Surabaya menghadapi krisis hunian serius. Sebanyak 14 ribu calon penghuni mengantre untuk mendapatkan tempat di rumah susun sewa (rusunawa), angka yang mencerminkan keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian layak.
Ketua Pansus Raperda Hunian Layak DPRD Surabaya, Muhammad Saifuddin, menegaskan bahwa pemerintah kota harus segera bertindak. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan rumah susun hak milik (rusunami), agar warga tidak selamanya bergantung pada sistem sewa.
Pemkot Surabaya telah merencanakan pembangunan rusunami di Tambak Wedi, yang dijadwalkan mulai tahun ini. Namun, dengan antrean 14 ribu calon penghuni, langkah ini tidak cukup. Wali Kota Eri Cahyadi harus menjadikan isu ini prioritas utama, memastikan kebijakan hunian tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga memberikan kepastian kepemilikan bagi warganya.
Krisis ini bukan sekadar angka. 14 ribu warga Surabaya menunggu lebih dari sekadar tempat berteduh—mereka menuntut kepastian hidup. (hamba Allah).