Tanpa Sosialisasi: Menara BTS Berdiri, Warga Banyuurip Terancam Racun Radiasi

Gresik, Media Pojok Nasional –
Warga Dusun Banyuurip, Desa Gempolkurung, Kecamatan Menganti, kini harus bersiap menerima paparan radiasi yang datang dari desa sebelah. Menara telekomunikasi milik Indosat yang didirikan di atas tanah kas desa (TKD) Randupadangan berdiri tanpa sosialisasi, tanpa pemberitahuan, dan tanpa seizin lingkungan terdekat yang justru paling terdampak, warga Banyuurip sendiri.

Berdiri kokoh hanya beberapa meter dari permukiman, menara base transceiver station (BTS) itu kini menjadi sumber keresahan massal. Warga merasa dipaksa menerima “racun radiasi” yang dikirim dari luar wilayah mereka, tanpa ruang untuk menolak, bahkan tanpa diberi tahu.

“Ini bukan cuma soal administratif. Meski berdiri di TKD Randupadangan, kenyataannya menara ini menempel langsung ke lingkungan kami. Bahayanya jelas ke warga Banyuurip. Tapi kami tidak pernah diberi tahu, tidak pernah diajak bicara,” kata Sumarno, warga setempat, Jumat (7/6/2025).

Warga mendesak pemerintah bertindak. Mereka mempertanyakan proses izin yang diduga dijalankan secara tertutup, tanpa memperhitungkan dampak kesehatan terhadap masyarakat sekitar. Gelombang radiofrekuensi (RF) dari menara tersebut diyakini dapat memicu gangguan tidur, sakit kepala, kelelahan kronis, bahkan meningkatkan risiko kanker dan gangguan jantung.

Narasi yang berkembang di tengah warga kini bukan lagi soal jaringan telekomunikasi, tetapi soal keselamatan hidup. Ketika menara dibangun tanpa melibatkan masyarakat yang paling terdampak, maka yang muncul bukan kemajuan, tapi ancaman. Radiasi elektromagnetik yang dikirim dari desa sebelah telah menjelma jadi simbol ketidakadilan yang memaksa warga Banyuurip bersiap menerima risiko tanpa perlindungan.

Kepala Desa Randupadangan diduga kuat menjadi tokoh yang menentukan lokasi pembangunan menara tersebut. Warga menduga keputusan itu diambil tanpa mempertimbangkan jarak ke permukiman Banyuurip dan tanpa memperhatikan potensi dampak serius terhadap kesehatan masyarakat.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari Indosat maupun pihak pemerintah Desa Randupadangan. Sementara itu, gelombang ketegangan di Banyuurip terus menguat, warga menegaskan tidak akan diam menghadapi ancaman yang mereka anggap nyata. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *