DP Bangkalan Tegaskan Tidak Dibenarkan Buku Tabungan PIP Dipegang Kepala SMA Arosbaya

Bangkalan, Media Pojok Nasional — Bermula dari ratusan siswa SMAN Arosbaya penerima PIP tidak memegang buku tabungannya sebab oleh Kepala Sekolah tidak diberikan lantaran dengan dalih khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan saat diminta siswa maupun walimurid penerima program bantuan PIP tersebut.

Menanggapi hal tersebut Abdullah Ketua Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Bangkalan menegaskan sesuai regulasi dan terlaksana di tingkat lembaga SD hingga SMP di Wilayah Kabupaten Bangkalan hak siswa penerima PIP berupa buku tabungan serta ATM semuanya sudah diberikan pada siswa maupun walimurid terkait.

“Untuk PIP kalau di tingkat SD dan SMP sudah tidak ada yang dipegang kepala sekolah, baik buku Tabungan dan ATM di pegang oleh siswa yang bersangkutan. Terkait PIP ditingkat SMA kami kurang faham, karena bukan wilayah dinas Pendidikan Bangkalan akan tetapi wilayahnya Dinas pendidikan dan dewn Pendidikan Provinsi jawa timur,” ujar Ketua DP menyampaikan tanggapannya.

Sebelumnya diketahui paska dicatut oleh Kepala SMAN Arosbaya atas penguasaan ratusan buku tabungan penerima program PIP kini BNI Cabang Bangkalan minta waktu untuk berikan klarifikasi atas pengakuan dari pejabat pendidikan wilayah utara tersebut.

Dikunjungi langsung ke kantor BNI Bangkalan pada hari Jum’at (19/07) siang untuk mendapatkan klarifikasi atas tuduhan pengakuan yang telah disampaikan oleh Abdurrazak Kepala SMAN Arosbaya pada Kamis (18/07) kemarin kini BNI meminta waktu untuk memberikan klarifikasinya.

“Maaf ya pak, yang berwenang masih cuti, pak Dadang sedang cuti berduka, jadi kami belum bisa memberikan klarifikasi (atas tuduhan dari Abdurrazak Kepala SMAN Arosbaya, red) sebab pak Dadang yang menghandle itu, mohon ditunggu, kami tidak memahami seputar buku tabungan itu, pak Dadang nanti setelah selesai cuti yang akan menyampaikan klarifikasinya,” ujar dua pegawai perempuan BNI pada awak media yang menjumpainya hari ini Jum’at (19/07) siang.

Sebelumnya ratusan siswa penerima PIP di SMA Negeri Arosbaya hingga kini belum memegang buku tabungan hal itu selain diakui oleh siswa, wali murid serta pihak sekolah terkait yang disampaikan langsung oleh kepala sekolah.

Selama ini berdasarkan pengakuan para siswa penerima PIP di SMAN Arosbaya tersebut mereka tidak diperkenankan untuk memiliki serta menguasai buku tabungannya sebab menurut guru disekolahnya dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kata bu guru saat kami meminta buku tabungannya dia bilang kalau buku tabungan PIP itu diberikan pada kami dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, alasannya begitu makanya kami sungkan untuk minta buku tabungannya itu,” ujar siswa penerima PIP yang meminta nama lengkapnya enggan dipublis.

Namun ketika media ini mencoba meminta klarifikasi atas pengakuan siswa penerima PIP yang mengaku tidak memegang buku tabungannya tersebut pihak sekolah melarang wartawan media ini untuk mengklarifikasikannya.

“Kamu jangan suka bikin kisruh disini dan bantuan PIP-nya masih belum cair, orang bantuannya belum cair malah minta buku tabungan, (buku tabungannya. red) ada di BNI kamu ini gimana,” ujar Abdurrazek Kepala Sekolah menanggapi permintaan klarifikasi wartawan media ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Wulan salahsatu guru di SMA Arosbaya tersebut dirinya juga menyatakan hal serupa yang dikatakan oleh Kepala Sekola yakni buku tabungan ratusan siswa penerima PIP di sekolahnya tersebut.

“Buku rekeningnya ada di BNI bapak untuk dilakukan aktivasi,” ujar Wulan menyampaikan klarifikasi keterangannya.

Sementara itu dihadapan salahseorang wali murid penerima PIP yang datang langsung ke sekolah untuk meminta buku tabungan anaknya yang merupakan salahsatu penerima program dari pemerintah pusat tersebut Abdurrazak Kepala SMAN Arosbaya kendati sudah disampaikan maksud kedatangan walimurid penerima PIP untuk meminta buku tabungannya yang didampingi wartawan media ini tersebut masih mempertanyakan maksud kedatangannya kembali.

“Maksud kamu kesini mau apa dan minta apa? ayo kamu mau ngurus punya siapa, putra sampean apa mau ngurus punya kolektif?,” kata Razak dihadapan salahsatu walimurid yang meminta buku tabungan anaknya tersebut. (Hanif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *