SMPN 4 Lamongan Rayakan Hari Pendidikan Nasional dengan Perpaduan Budaya Lokal dan Semangat Kebangsaan

Lamongan, Media Pojok Nasional –
Dalam semangat memperingati Hari Pendidikan Nasional, SMP Negeri 4 Lamongan menyelenggarakan upacara bendera pada Jumat pagi (2/5/2025) dengan nuansa yang berbeda dan penuh makna. Upacara yang berlangsung di halaman sekolah itu dirancang tidak hanya sebagai kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai ajang menampilkan kekayaan budaya lokal dan semangat pendidikan yang mencerahkan.

Para siswa dan guru tampak anggun dan penuh wibawa mengenakan pakaian adat khas Lamongan, atasan berwarna hitam yang dipadukan dengan batik bermotif khas daerah. Busana tersebut menjadi simbol kuat bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari akar budaya tempat ia tumbuh.

Penampilan marching band sekolah, Gita Pena Swara (GPS) SMPN 4 Lamongan, menjadi sorotan tersendiri. Dengan tabuhan ritmis dan aransemen lagu-lagu perjuangan serta daerah, mereka berhasil membangkitkan semangat nasionalisme sekaligus menghadirkan hiburan yang edukatif.

Kepala SMPN 4 Lamongan, Hari, dalam amanatnya menyampaikan bahwa pendidikan sejati harus menyentuh hati, menyentuh budaya, dan membentuk karakter bangsa.

“Pendidikan bukan hanya soal capaian akademik. Lebih dari itu, ia adalah proses membentuk manusia yang mencintai tanah kelahirannya, menghargai nilai-nilai luhur, dan siap menghadapi tantangan zaman,” tegas Hari.

Ia juga mengingatkan bahwa Hari Pendidikan Nasional adalah momen refleksi. Apakah pendidikan kita telah memanusiakan manusia? Apakah nilai-nilai luhur bangsa masih hadir dalam proses belajar-mengajar? Apakah sekolah telah menjadi tempat yang menyenangkan dan mencerdaskan?

Dengan perayaan ini, SMPN 4 Lamongan menunjukkan bahwa pendidikan dapat dirayakan secara kontekstual — menyatu dengan budaya, seni, dan semangat zaman. Upacara tersebut bukan hanya memperingati jasa Ki Hajar Dewantara, tetapi juga melanjutkan semangatnya dalam bentuk nyata, membumikan pendidikan agar terus relevan dan membebaskan.

Satu pagi di Lamongan, pendidikan bukan hanya diajarkan — ia dihidupkan. (hamba Allah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *