Surabaya,Media Pojok Nasional – Mahasiswa Program Studi D4 Teknologi Kesehatan Gigi Universitas Airlangga mendapat kesempatan melihat langsung proses kerja teknisi gigi melalui kunjungan Field Study ke Alami Dental Laboratory (ADL), Gubeng, Surabaya, pada 23 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian pembelajaran mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan Pelayanan Dasar Kesehatan, yang dirancang untuk mempertemukan pemahaman teori dengan praktik nyata di laboratorium gigi profesional.
Berdiri sejak 1997 dan menjadi salah satu laboratorium rujukan terlama di Surabaya, ADL dikenal konsisten menjaga kualitas produksi sehingga dipercaya oleh berbagai klinik dan dokter gigi. Lokasinya yang berdekatan dengan Kampus B Unair menjadikan ADL sebagai tempat belajar strategis bagi mahasiswa kesehatan gigi.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa mengamati struktur sumber daya manusia ADL yang beranggotakan lebih dari 15 karyawan. Sekitar sepuluh tenaga teknis merupakan lulusan Teknik Kesehatan Gigi, sementara lainnya berasal dari latar pendidikan umum. Pola rekrutmen ini menunjukkan bahwa profesi teknisi gigi tetap terbuka bagi siapa pun yang memiliki komitmen dan kesiapan mengikuti proses pelatihan. Namun, perbedaan latar belakang ini juga menjadi tantangan manajemen, terutama dalam penyamaan visi dan disiplin kerja.
Mahasiswa juga mendapat penjelasan mengenai keputusan teknologi yang diambil ADL. Di tengah maraknya penggunaan sistem digital dan teknologi 3D, ADL memilih mempertahankan metode konvensional karena pertimbangan efisiensi biaya dan kebutuhan pasar. Peralatan berbasis zirconia dan mesin digital dinilai belum sebanding dengan beban investasi, sehingga ADL tetap mengandalkan material akrilik dan resin yang lebih ekonomis namun memerlukan ketelitian tinggi dari teknisi.
Selama observasi, mahasiswa menyaksikan langsung alur produksi prostetik gigi, mulai dari pembuatan cetakan, pembentukan model, pengaturan anatomi gigi tiruan, hingga proses finishing. Tahapan ini memberikan gambaran nyata bahwa profesi teknisi gigi membutuhkan perpaduan keahlian anatomi, ketepatan penggunaan material, dan keterampilan manual.
Selain aspek teknis, mahasiswa juga diperkenalkan pada dinamika bisnis laboratorium gigi. Permintaan layanan biasanya meningkat menjelang Idul Fitri dan Tahun Baru, sedangkan pada periode tahun ajaran baru cenderung menurun karena prioritas belanja masyarakat berubah. Pemahaman mengenai ritme bisnis ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa yang kelak ingin membuka laboratorium secara mandiri.
ADL juga memberikan gambaran prospek karier bagi lulusan Teknologi Kesehatan Gigi. Sebagian teknisi memulai karier di laboratorium mapan sebelum akhirnya membangun usaha sendiri setelah memiliki pengalaman dan jaringan profesional yang memadai.
Kunjungan Field Study ini tidak sekadar menjalankan tugas akademik, tetapi memberikan pemahaman komprehensif tentang standar profesional, strategi bisnis, serta kompetensi teknis yang dibutuhkan dalam dunia laboratorium gigi. Melalui pengalaman langsung ini, mahasiswa semakin memahami bahwa profesi teknisi gigi menuntut ketelitian, keahlian, dan etika kerja yang kuat untuk dapat bersaing di industri kesehatan gigi.
Oleh : Zahara Zahwa Nabilla
Red.
