PSHT Rayon Kedungsekar dan Batara Bagikan 1000 Takjil :  Pendekar Sejati, Kuat Raga, Luhur Budi

Gresik, Media Pojok Nasional –
Senja mulai menyapa, udara sore terasa sejuk ketika para pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Rayon Kedungsekar dan Rayon Batara Ranting Benjeng Cabang Gresik Pusat Madiun,  berdiri tegap di tepi jalan raya Kedungsekar dan Munggugianti. Dengan penuh semangat persaudaraan, mereka membagikan 1.000 takjil kepada para pengguna jalan. Minggu (23/3/2025)

Ini bukan sekadar berbagi makanan, tetapi juga perwujudan ajaran PSHT: Memayu Hayuning Bawana—mengupayakan kebaikan dan kesejahteraan bagi sesama.

Dipimpin langsung oleh Ketua Rayon Kedungsekar, Kang Mas Sareh SH, dan Kang Mas Alan  aksi ini menjadi bukti bahwa seorang pendekar sejati tidak hanya kuat dalam raga, tetapi juga luhur dalam budi pekerti. Dengan senyum dan ketulusan, mereka menyodorkan bingkisan takjil kepada setiap pengendara dan pejalan kaki yang melintas. Wajah-wajah lelah setelah seharian beraktivitas perlahan berubah menjadi cerah, penuh rasa syukur atas kebaikan yang mereka terima.

“Kami diajarkan bahwa ilmu dan tenaga yang dimiliki harus bermanfaat untuk sesama. Ramadan adalah momen terbaik untuk mengamalkan nilai-nilai PSHT, karena seorang pendekar sejati tidak hanya kuat, tetapi juga berjiwa welas asih,” ujar Kang Mas Sareh SH dengan penuh keyakinan.

Seorang bapak tua, yang baru saja pulang bekerja, tampak berhenti sejenak. Ia menerima takjil dengan tangan bergetar, lalu menatap para anggota PSHT dengan mata berkaca-kaca.

“Terima kasih, Nak. Ini lebih dari sekadar makanan. Ini kepedulian, dan itu yang paling berarti,” ucapnya dengan suara bergetar.

Setelah seluruh takjil dibagikan, kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Dalam suasana penuh kebersamaan, para anggota PSHT duduk melingkar, menikmati hidangan dengan penuh syukur. Di sela-sela santapan, mereka kembali mengingat ajaran PSHT: menjadi manusia yang berbudi luhur, menjaga persaudaraan, dan selalu memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.

Aksi ini bukan hanya sebuah kegiatan sosial, tetapi juga bentuk nyata dari filosofi PSHT: seorang pendekar sejati tidak diukur dari seberapa keras pukulannya, tetapi dari seberapa besar manfaatnya bagi orang lain. Karena sejatinya, menjadi kuat bukan untuk menindas, tetapi untuk melindungi dan berbagi.

Red. Widji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *