“Kusumo” Tak Sekadar Aksi Simbolik: Nurul Azizah Tunjukkan Wibawa Kekuasaan yang Mengayomi

Bojonegoro, Media Pojok Nasional
Di tengah derasnya kritik terhadap program bantuan yang sering kali hanya jadi panggung pencitraan, Wakil Bupati Nurul Azizah tampil beda. Mewakili Bupati Bojonegoro dalam penyaluran Program Kusumo (Kunjungan Kasih Untuk Masyarakat Bojonegoro) Sabtu (26/4/2025).

Nurul hadir bukan hanya sebagai pejabat—tapi sebagai pemimpin yang tahu kapan harus bicara lembut, dan kapan harus bertindak tegas.

“Santunan ini bukan sekadar bentuk kasih. Ini adalah pengingat bahwa negara tidak pernah absen. Bojonegoro tidak pernah membiarkan warganya berjalan sendiri.” ungkap Nurul Azizah. menggema kuat.

Kusumo adalah program bantuan, ya. Tapi lebih dari itu, ia adalah refleksi keberanian Pemkab Bojonegoro mengambil posisi moral di tengah ketimpangan sosial. Bukan sekadar menyeka air mata, tapi menguatkan pijakan warga untuk berdiri tegak kembali. Pemerintah turun langsung, menyapa warga, memeluk luka-luka yang tak selalu tampak di permukaan.

Namun Nurul tak membiarkan euforia seremonial mengaburkan akal sehat. Dalam penyampaiannya, ia menekankan pentingnya keberlanjutan.
“Bantuan hari ini harus dibarengi dengan sistem yang menjamin hari esok. Kalau tidak, ini hanya jadi candu sesaat.”
Satu kalimat. Keras. Tapi perlu.

Keberanian semacam ini jarang muncul dalam forum bantuan sosial yang biasanya steril dari kritik dan penuh gimmick. Nurul menembus sekat itu. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan tak melulu soal kelembutan. Ada kekuatan, ada integritas, ada keberpihakan yang tidak bisa ditawar.

Bojonegoro hari ini menyaksikan wajah pemerintahan yang berbeda—hangat, tapi tegas. Dekat, tapi tidak merendah. Mengayomi, tapi juga mengingatkan.

Dan jika Kusumo mampu konsisten, ia akan jadi lebih dari sekadar program, Ia akan jadi warisan kepemimpinan yang benar-benar berpihak. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *