Jombang, Media Pojok Nasional –
Pembangunan Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, menunjukkan kondisi stagnan dan tertinggal. Indeks Desa Membangun (IDM) 2024 hanya mencatat nilai 12,54, naik tipis dari tahun sebelumnya (11,31), namun masih jauh di bawah nilai minimal kabupaten sebesar 40,15. Secara peringkat, Kudubanjar berada di urutan ke-138 dari 302 desa di Kabupaten Jombang, mencerminkan posisi di papan bawah dalam capaian pembangunan.
Ironisnya, ketika dimintai klarifikasi, Kepala Desa Kudubanjar, Gatot Suswanto, enggan menanggapi dan memilih bersikap bungkam. Sikap ini dinilai bertentangan dengan prinsip keterbukaan informasi publik yang seharusnya dipegang oleh setiap penyelenggara pemerintahan desa.
Sebagai catatan, SIKD Rapor Kepala Desa merupakan bagian dari Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang berfungsi melacak, menilai, dan melaporkan kinerja desa. Data ini disampaikan ke Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) melalui Modul TEMAN DESA, dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan alokasi Dana Desa setiap tahunnya.
Dengan nilai IDM yang sangat rendah dan sikap kepemimpinan yang tertutup, Desa Kudubanjar menghadapi masalah serius dalam arah pembangunan. Pemerintah Kabupaten Jombang perlu segera turun tangan sebelum keterlambatan ini berubah menjadi krisis tata kelola. (hamba Allah).