Disiplin dan Integritas Menyatu di SMA Negeri 1 Bancar: Harmoni Kepemimpinan Pendidikan dan IPSI Warnai Upacara Hari Guru Nasional 2025

Tuban, Media Pojok Nasional –
Upacara peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2025 di SMA Negeri 1 Bancar tampil sebagai demonstrasi tata kelola pendidikan yang tertib, terukur, dan berorientasi mutu. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung presisi, menampilkan bagaimana sebuah institusi pendidikan mampu mengubah seremoni tahunan menjadi representasi integritas kolektif.

Sugeng Widodo PS, S.Si., Kepala SMA Negeri 1 Bancar yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Tuban, memimpin langsung upacara. Dua posisi strategis yang diembannya menunjukkan keseimbangan kepemimpinan di dua ranah: pendidikan formal dan pembinaan olahraga tradisi. Keduanya hadir secara proporsional dalam gaya pengelolaan upacara, tanpa saling mendominasi.

Dalam tugasnya sebagai inspektur upacara, Sugeng menata jalannya prosesi dengan ritme yang terstruktur. Barisan siswa dan guru berdiri dalam formasi yang rapi, sementara pasukan pengibar bendera menjalankan tugas dengan koordinasi teknis yang baik. Pola kedisiplinan ini mencerminkan kultur kerja pendidikan yang sistematis, sekaligus menunjukkan bagaimana nilai-nilai etika, konsentrasi, dan ketegasan yang melekat pada dunia pencak silat turut memperkuat manajemen kegiatan.

Amanat Sugeng disampaikan dengan format yang padat dan faktual. Ia menekankan kembali peran strategis guru sebagai pilar stabilitas sistem pendidikan, serta penopang kualitas pembelajaran di tengah dinamika kurikulum. Tidak ada retorika berlebihan, tidak ada bahasa seremonial yang menguap. Ia berbicara dalam kerangka tanggung jawab institusional, bukan sekadar seremoni tahunan.

Sebagai Ketua IPSI Tuban, Sugeng membawa perspektif disiplin organisasi olahraga yang mengedepankan keseimbangan antara etika dan performa. Perspektif ini tampak masuk akal ketika diterapkan pada pengelolaan sekolah: konsistensi kerja, ketertiban prosedur, dan penghargaan pada peran masing-masing unsur. Namun narasi upacara tetap terjaga agar tidak bergeser menjadi panggung personal, baik dalam kapasitasnya sebagai kepala sekolah maupun pemimpin organisasi olahraga.

Pembacaan Pancasila, UUD 1945, dan ikrar guru berlangsung dengan artikulasi yang kuat dan ritme yang stabil. Petugas siswa menjalankan mandat mereka secara tepat, menggambarkan proses persiapan yang dilakukan secara serius. Dokumentasi visual memperlihatkan guru-guru dan siswa mengikuti upacara tanpa pola acak, dengan estetika acara yang terkelola baik tanpa kesan berlebihan.

Pakaian adat dan busana formal yang dikenakan para guru menjadi elemen visual yang mempertegas penghormatan terhadap profesi tanpa meninggalkan kesederhanaan. Barisan siswa memenuhi halaman sekolah dalam pola yang proporsional, memperlihatkan partisipasi penuh tanpa gangguan dinamika lapangan.

Upacara ditutup tanpa tambahan hiburan yang tidak relevan, sesuai dengan garis nilai yang dijaga sejak awal. Keputusan ini memperkuat pesan inti bahwa penghormatan terhadap guru bukan semata pada amplifikasi seremoni, tetapi pada konsistensi menjaga etika, integritas, dan standar mutu dalam ruang belajar.

SMA Negeri 1 Bancar berhasil menampilkan format peringatan yang membawa dua disiplin sekaligus: manajemen pendidikan modern dan nilai-nilai ketertiban yang biasa ditemukan pada organisasi bela diri. Keduanya hadir tanpa saling mendominasi, membentuk harmoni kepemimpinan yang berorientasi pada mutu.

Dengan penyelenggaraan seperti ini, SMA Negeri 1 Bancar mengirim pesan kuat bahwa institusi pendidikan dapat berdiri tegak ketika prinsip disiplin, etika, dan profesionalisme dijaga secara seimbang, baik dalam ranah akademik maupun dalam ranah pembinaan karakter. (hambaAllah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *