Jombang, Media Pojok Nasional –
Fery Leo Ronaldi belum resmi menjabat sebagai perangkat desa, tapi sikapnya sudah menunjukkan gejala yang mencemaskan. Wartawan media ini, yang sejak awal mengikuti kiprahnya dalam membongkar dugaan kecurangan seleksi perangkat Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang justru mendapat balasan tak terduga, diblokir.
Fery sebelumnya tampil vokal, bahkan melapor ke Polres Jombang pada 24 Juni 2025, membawa semangat keadilan dan transparansi. Tapi belum genap sebulan, ia berubah total. Nomor wartawan yang biasa ia tanggapi kini masuk daftar blokir. Tak ada klarifikasi. Tak ada penjelasan. Hanya sunyi, dan tembok.
Pertanyaannya, baru mengajukan laporan saja sudah alergi dikonfirmasi media, bagaimana jika benar-benar menjabat? Ini bukan soal pribadi. Ini soal etika publik.
Sikap Fery memutus komunikasi memunculkan spekulasi serius. Ada tekanan? Atau diam-diam sudah terjadi kesepakatan? Masyarakat Pulorejo yang semula mendukung perjuangannya kini mulai bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang sedang diperjuangkan?
Di sisi lain, pihak kecamatan, DPMD, dan Inspektorat tengah menyiapkan audit dan klarifikasi ulang atas proses seleksi yang diduga menyimpang. Namun yang justru menghilang adalah sosok yang memantik semuanya.
Blokir terhadap wartawan adalah pesan yang terang: ada sesuatu yang ingin disembunyikan. Dan jika itu dilakukan sebelum menduduki jabatan, maka publik berhak waspada, jangan-jangan ini hanya permulaan dari kegelapan yang lebih dalam.
Media ini tidak akan berhenti pada blokir dan bungkam. Transparansi bukan pilihan. Ia kewajiban. (hamba Allah)