Surabaya, Media Pojok Nasional –
Kecelakaan tragis kembali merenggut nyawa pelajar di Kota Surabaya. Seorang siswa SMP laki-laki berinisial FA (14), warga Sememi Baru, meninggal dunia di tempat usai diduga tertabrak mobil di Jalan Raya Sememi, Rabu (30/04) sekitar pukul 13.12 WIB.
Informasi dihimpun dari Command Center 112 Surabaya menyebutkan, FA merupakan pengendara sepeda motor yang diduga akan melakukan putar balik saat kecelakaan terjadi. Ia dibonceng kakaknya sepulang sekolah ketika sebuah mobil menghantam mereka dari arah belakang. Tim medis TGC Dinkes Surabaya yang tiba di lokasi menyatakan FA meninggal dunia di tempat. Jenazah kemudian dievakuasi oleh BPBD Surabaya.
Belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai kronologi detail maupun identitas sopir mobil. Proses penyelidikan masih berlangsung.
Namun di tengah tragedi ini, muncul sorotan tajam terhadap Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Bagaimana mungkin pelajar SMP bisa berada di jalan raya mengendarai sepeda motor? Di mana pengawasan terhadap keselamatan peserta didik di luar lingkungan sekolah?
Tragedi ini bukan hanya soal kecelakaan lalu lintas. Ini tentang lemahnya edukasi keselamatan dan minimnya regulasi yang dijalankan untuk melindungi siswa di luar jam pelajaran. Apakah Dinas Pendidikan hanya aktif saat ada seremoni, namun bungkam saat nyawa peserta didik melayang di jalanan?
“Dia anak baik, ceria, sopan santun. Baru saja dijemput kakaknya sepulang sekolah. Posisi mau putar balik, eh, dari belakang ada mobil ngebut,” ujar seorang warga yang mengenal korban, berharap publik tidak menyudutkan keluarga korban.
FA telah tiada. Tapi jangan sampai kematian pelajar ini menjadi angka statistik biasa. Surabaya menunggu tanggapan nyata dari Dinas Pendidikan: bukan sekadar belasungkawa, tapi kebijakan konkret dan perlindungan nyata untuk anak-anak di jalan. (hamba Allah).