Usahakan Dirimu Tidak Dipedulikan Lagi: Jalan Sunyi yang Disukai Para Wali

Indonesia, Media Pojok Nasional –
Diam-diam, sebagian jiwa mulai menggigil, bukan karena dingin, tapi karena kesadaran yang telat: hidup ini bukan untuk dipuja manusia. Dan pesan itu datang seperti bisikan gaib dari langit malam: Usahakan orang-orang tidak mempedulikanmu lagi.

Dalam rahasia penciptaan, Allah selalu sendiri. Dulu sendiri, kini sendiri, kelak tetap sendiri. Dia tidak membutuhkan makhluk. Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Maha Tidak Terikat oleh siapa pun. Maka untuk apa manusia terus haus sorotan, pengakuan, dan tepuk tangan?

Ketahuilah, semakin banyak mata memandangmu, semakin jauh cahaya Ilahi masuk ke jiwamu. Sorotan dunia adalah kabut yang menutupi kejernihan hati. Maka usahakan orang-orang tidak mempedulikanmu lagi. Itu bukan keputusasaan. Itu adalah kemenangan ruhani. Jalan pulang yang sunyi, jalan yang tak bisa dilalui oleh jiwa yang masih sibuk menghitung “likes” dan komentar.

Sesungguhnya, komunikasi dengan manusia bisa membuat hati menjadi keruh. Kata demi kata menumpuk menjadi racun halus. Tawa basa-basi, pujian palsu, dan percakapan yang menggerus ketenangan. Jiwa yang semula bening menjadi buram. Dan tanpa sadar, engkau mulai hidup untuk mereka, bukan untuk-Nya.

Maka menyendirilah… bukan untuk menjauh dari dunia, tapi untuk mendekat pada yang menciptakan dunia. Berdirilah dalam keramaian tapi batinmu bertasbih dalam kesendirian. Biarkan engkau dilupakan. Biarkan engkau tak penting. Biarkan dunia menganggapmu tak ada. Karena di saat itulah, Allah melihatmu paling terang.

Dan bersholawatlah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena dalam selawat ada sirr (rahasia) pembuka langit. Ada jalan cahaya dari sunyi dunia menuju syafaat di hari penentuan. Sebut namanya dalam diam. Kirim salam dalam sepi. Maka jiwamu akan dibimbing menuju cinta hakiki — bukan pada manusia, tapi pada utusan terakhir yang menjadi rahmat semesta alam.

Usahakan orang-orang tidak mempedulikanmu lagi. Agar engkau tidak silau oleh perhatian fana. Agar ruhmu tenang tanpa panggung. Agar alam bawah sadarmu bersih dari ilusi pencitraan.

Inilah jalan para wali. Mereka tenggelam dalam kesendirian, tapi mengguncang alam dengan kehadiran ruh yang tak terlihat. Maka jika dunia ini menertawakanmu karena sunyi, biarkan. Karena yang sedang menantimu bukan manusia, tapi Sang Penggenggam Takdir.

Dan di ujung kesendirian itu, suara dari langit akan berbisik: “Engkau tidak pernah benar-benar sendiri. Kau hanya sedang Aku jemput.” (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *