Gresik, Media Pojok Nasional –
Sebuah unggahan Story WhatsApp Kepala Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Imam Shofwan atau yang akrab disapa Lurah Iwan, menghadirkan pesan yang melampaui sekadar dokumentasi personal. Foto motor lawas yang terawat rapi itu memuat nilai kepemimpinan, kesadaran sejarah, serta pilihan hidup sederhana yang relevan dengan tantangan sosial hari ini.
Dalam perspektif sosiologi budaya, motor lawas dapat dipahami sebagai artefak keseharian yang menyimpan memori kolektif. Perawatannya menunjukkan sikap menghargai proses, kesinambungan, dan keberlanjutan. Dengan menampilkan kendaraan lama yang masih difungsikan, Lurah Iwan menyampaikan pesan bahwa kemajuan tidak selalu identik dengan meninggalkan yang lama, melainkan merawatnya agar tetap bernilai guna.
Unggahan tersebut juga mencerminkan pola kepemimpinan yang tidak menonjolkan simbol kemewahan. Dalam kajian kepemimpinan publik, sikap ini dikenal sebagai kepemimpinan substantif, yakni kepemimpinan yang menempatkan nilai, fungsi, dan tanggung jawab di atas pencitraan. Kesederhanaan yang ditampilkan bukan bentuk keterbatasan, melainkan keputusan sadar yang memperkuat legitimasi moral seorang pemimpin.
Dari sudut pandang etika sosial, pilihan hidup sederhana memiliki dampak psikologis positif bagi masyarakat. Pemimpin yang hidup selaras dengan kondisi warganya cenderung lebih mudah dipercaya dan diterima. Unggahan Lurah Iwan memperlihatkan relasi yang egaliter antara pemimpin dan warga, tanpa sekat simbolik yang berlebihan.
Selain itu, kecintaan terhadap motor lawas mencerminkan kepedulian terhadap warisan budaya non-formal. Di tengah budaya konsumtif dan orientasi pada hal baru, sikap ini mengajarkan nilai efisiensi, perawatan, dan keberlanjutan sumber daya—nilai yang semakin penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Respon positif terhadap unggahan tersebut menunjukkan bahwa publik tidak selalu membutuhkan pesan besar dengan narasi rumit. Justru contoh kecil yang konsisten sering kali lebih kuat pengaruhnya. Dari ruang digital yang sederhana, Lurah Iwan menghadirkan teladan kepemimpinan yang tenang, rasional, dan bernilai.
Dengan demikian, unggahan ini tidak hanya merefleksikan hobi pribadi, tetapi juga menjadi representasi praktik kepemimpinan lokal yang berorientasi pada nilai, sejarah, dan kesederhanaan. Sebuah pelajaran sosial yang relevan, tidak hanya bagi masyarakat desa, tetapi juga bagi wacana kepemimpinan di tingkat yang lebih luas. (hambaAllah).
