Temuan Baru di Proyek Jalan Arosbaya–Campor Bangkalan Dugaan Manipulasi Volume Kian Menguat

Bangkalan, Media Pojok Nasional – Polemik proyek peningkatan ruas Jalan Arosbaya–Campor kian memanas. Setelah sebelumnya ditemukan ketebalan hotmix pada program yang menelan anggaran hampir 7 Milyar tersebut diduga jauh di bawah standar, kini masyarakat kembali menemukan titik lain dengan kondisi serupa.

Pada lokasi terbaru, lapisan aspal hotmix bahkan diperkirakan tidak sampai 2 cm, sementara dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) jalan akses kabupaten itu volume ketebalannya direncanakan mencapai 15 cm.

Selain soal ketebalan, warga juga mengeluhkan kualitas jalan yang sudah tampak dirasa bergelombang.

Kondisi ini terlihat mulai dari sekitar Musolla Plakaran hingga depan toko milik warga bernama Pak Kandar. Alih-alih memberi kenyamanan, permukaan jalan justru berpotensi membahayakan pengendara.

Tokoh agama Arosbaya, H. Rohel Paserean Atas, angkat suara dengan nada tegas. Menurutnya, proyek bernilai miliaran rupiah ini seharusnya dikerjakan penuh tanggung jawab.

“Kalau jalan sudah bergelombang sejak awal baru dikerjakan, berarti ada yang tidak beres pada proses pelaksanaannya. Jangan sampai uang rakyat dipakai sia-sia serta terkesan formalitas saja juga yang akan berdampak jalan mudah rusak tidak bertahan lama,” kritiknya.

Menanggapi keresahan warga, Camat Arosbaya Agung Firmansyah menegaskan akan segera mengambil langkah tegas.

“Saya akan memanggil pihak kontraktor, konsultan pengawas, dan PUPR untuk meminta klarifikasi serta memastikan pekerjaan ini sesuai dengan kontrak,” katanya.

Sementara itu, sejumlah aktivis dan LSM di Bangkalan mulai melakukan konsolidasi. Mereka berencana mendampingi masyarakat untuk melaporkan dugaan penyimpangan proyek ke aparat penegak hukum.

“Proyek sebesar Rp 7 miliaran ini jangan sampai hanya menjadi ajang memperkaya segelintir pihak,” tegas salah seorang aktivis.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor maupun konsultan pengawas proyek belum memberikan klarifikasi resmi.

Di sisi lain, keresahan masyarakat terus meningkat karena proyek yang seharusnya membawa manfaat justru menimbulkan kekecewaan.
(Hanif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *