Nganjuk, Media Pojok Nasional –
Delapan puluh tahun lalu, tepat pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia berdiri tegak mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan. Teriakan “Merdeka!” menggema dari Sabang hingga Merauke, menandai lahirnya sebuah bangsa yang berdaulat. Kini, di usia ke-80 Republik Indonesia, gema itu kembali dikobarkan oleh SMA Negeri 1 Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, dengan cara yang paling luhur: melalui pendidikan.
Bagi SMAN 1 Sukomoro, kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab yang besar. Kepala sekolah, Sumidi, M.Pd., menegaskan, “Para pahlawan memberikan kita kemerdekaan dengan darah dan pengorbanan. Hari ini kita menghormati mereka dengan ilmu, akhlak, dan pendidikan. Inilah bentuk penghormatan tertinggi bagi jasa para pahlawan.”
Semangat HUT RI ke-80 di sekolah ini diwujudkan dengan pembelajaran yang tidak hanya menekankan prestasi akademik, tetapi juga karakter kebangsaan. Guru-guru SMAN 1 Sukomoro membentuk siswa agar memiliki jiwa gotong royong, disiplin, dan cinta tanah air—nilai yang dahulu menjadi bahan bakar perjuangan bangsa.
Delapan puluh tahun setelah proklamasi, musuh bangsa bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan kebodohan, kemiskinan, dan disintegrasi. Di hadapan tantangan itu, pendidikan tampil sebagai benteng terakhir kemerdekaan. SMAN 1 Sukomoro meyakini bahwa di tangan generasi cerdas, kreatif, dan berakhlak, cita-cita bangsa akan tetap tegak, sejalan dengan amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peringatan HUT RI ke-80 ini menjadi momentum bagi SMAN 1 Sukomoro untuk menyerukan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika generasi muda mampu berdiri dengan karyanya sendiri, menjunjung tinggi nilai Pancasila, serta membawa Indonesia berdaulat di kancah dunia. Dari Sukomoro, semangat itu disampaikan kepada seluruh negeri: pendidikan adalah obor yang akan menjaga kemerdekaan tetap menyala sepanjang zaman. (hamba Allah).
