Lumajang, Media Pojok Nasional –
Aktivitas vulkanik Gunung Api Semeru kembali meningkat tajam. Dalam kurun kurang dari satu jam pada Jumat dini hari, (5/12/ 2025), gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengalami lima kali erupsi beruntun dengan kolom abu yang terus meninggi dan arah sebaran yang konsisten ke utara. Data pemantauan visual yang dihimpun pos pengamatan menunjukkan pola letusan yang mengindikasikan dinamika tekanan magmatik di tubuh Semeru sedang berada pada fase tidak stabil.
Erupsi pertama tercatat pada pukul 00.36 WIB, dengan ketinggian kolom abu mencapai ±600 meter di atas puncak atau sekitar 4.276 meter di atas permukaan laut. Material vulkanik tampak keluar dengan intensitas sedang, didominasi warna putih–kelabu yang menunjukkan adanya campuran uap dan abu halus. Aktivitas ini masih berlangsung ketika letusan berikutnya menyusul.
Hanya dua menit berselang, pukul 00.38 WIB, Semeru kembali melepaskan energi dengan kolom abu lebih tinggi, yakni ±700 meter atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut. Arah sebaran abu tetap konsisten menuju sektor utara, indikasi kuat bahwa angin permukaan sedang bergerak stabil di zona tersebut.
Letusan ketiga yang menjadi puncak intensitas dini hari terjadi pada pukul 00.43 WIB, ketika kolom letusan melonjak hingga ±1.000 meter dari kawah atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut. Karakter visual abu yang terekam tetap putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, namun lonjakan ketinggian kolom mengonfirmasi adanya tekanan internal yang turut meningkat.
Petugas pos pengamatan mengonfirmasi bahwa seluruh rangkaian erupsi dini hari ini masih berstatus erupsi yang sedang berlangsung saat laporan disusun. Meski tidak disertai lontaran pijar atau aliran lava yang terpantau langsung, pola letusan beruntun dengan amplitudo bertahap menguat lazimnya menjadi indikator fase labil yang perlu diwaspadai, terutama bagi warga yang beraktivitas di sektor lereng utara dan kawasan aliran sungai yang mengarah ke Besuk Kobokan.
Hingga berita ini diturunkan, jaringan pemantauan terus merekam perkembangan lanjutan guna memetakan risiko jatuhan abu maupun potensi awan panas guguran apabila suplai material dari puncak meningkat. Pemerhati kebencanaan menekankan bahwa dinamika Semeru tidak boleh dianggap ringan, terlebih gunung ini memiliki riwayat erupsi eksplosif yang bergeser cepat dari fase abu ke fase guguran.
Berita ini akan diperbarui sesuai perkembangan resmi dari pos pemantauan dan otoritas vulkanologi.
Red.
