Indonesia, Media Pojok Nasional –
Sifat pelit bukan sekadar aib sosial, melainkan pintu kesempitan hidup. Dalam hadis riwayat Muslim ditegaskan: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, sedangkan tangan di bawah adalah yang meminta.” Pesan ini menegaskan bahwa keberkahan datang dari memberi, bukan menahan.
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim: “Tidaklah berkurang harta karena sedekah, melainkan bertambah, bertambah, bertambah.” Sifat kikir bukan hanya menghalangi orang lain, tetapi juga menutup aliran rezeki bagi diri sendiri.
Hukum semesta pun bekerja sama. Dalam prinsip keseimbangan, energi yang ditahan akan membusuk dan berhenti mengalir. Sebaliknya, energi yang dilepas akan kembali berlipat. Orang pelit sejatinya sedang memutus jalur rezekinya sendiri, menutup pintu pertolongan, dan menjerat diri dalam kesempitan.
Penelitian sosial modern mendukung hal ini: orang dermawan cenderung lebih dipercaya, memiliki jaringan sosial luas, dan lebih mudah mendapat peluang ekonomi. Pelit justru mempersempit lingkaran pergaulan, memutus kepercayaan, dan menutup kesempatan.
Hadis dan hukum alam sama-sama memberi peringatan keras: pelit adalah jalan menuju keterpurukan. Barang siapa ingin rezekinya lapang, umurnya panjang, dan hidupnya ringan, maka keluarkanlah harta di jalan kebaikan. (hamba Allah).