Pendidikan Karakter Dipertanyakan: Anggaran Besar, Tapi Anak Muda Masih Terlibat Geng Motor

Surabaya, Media Pojok Nasional –
Pendidikan bukan sekadar mengajar, tetapi membentuk karakter. Jika sistem pendidikan hanya berfokus pada angka-angka statistik tanpa melihat dampaknya terhadap moral dan perilaku siswa, maka ada yang perlu dievaluasi.

Hal ini menjadi perhatian serius dalam paparan inovasi program pendidikan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh. Dalam forum yang disiarkan langsung dan dikritisi oleh akademisi serta praktisi,
“saya menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada sekadar mentransfer ilmu. Yang lebih penting adalah memastikan apakah pembelajaran benar-benar membentuk karakter siswa.” Tegas Walikota Eri Cahyadi.

Tantangan besar pendidikan saat ini apakah anak-anak kita semakin disiplin dan bertanggung jawab? Apakah mereka memiliki moral yang lebih baik setelah mengenyam pendidikan?

Namun, realitas di lapangan masih jauh dari harapan. Kota Surabaya telah mengalokasikan anggaran besar untuk pelatihan guru dan program pendidikan. Tapi mengapa masih banyak anak muda yang terlibat dalam geng motor dan tindak kriminalitas? Jika pendidikan benar-benar berhasil membentuk karakter, angka kenakalan remaja seharusnya menurun, bukan semakin marak.

Ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Surabaya. Jika sekolah gagal membentuk siswa yang berakhlak, maka efektivitas program pendidikan patut dipertanyakan. Anggaran besar yang digelontorkan harus berbanding lurus dengan perubahan nyata di masyarakat, bukan sekadar laporan di atas kertas.

Surabaya sebagai kota besar harus menjadi contoh dalam menghadirkan sistem pendidikan yang tidak hanya mencetak siswa berprestasi, tetapi juga generasi yang beretika, disiplin, dan menjunjung nilai-nilai sosial. Jika tidak, maka apa sebenarnya peran pendidikan dalam membangun masa depan. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *