Surabaya, Media Pojok Nasional – Selasa, 21 Januari 2025
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah bersiap menghadapi kemungkinan diterapkannya kebijakan libur selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Kebijakan ini, yang akan diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, masih menunggu pengumuman resmi yang diperkirakan akan keluar pada pekan ini.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengisi waktu libur tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para siswa. “Kami menunggu keputusan resmi dari SKB tiga menteri. Jika libur selama satu bulan penuh diberlakukan, Pemkot Surabaya akan memastikan waktu tersebut tidak terbuang sia-sia,” ujarnya.
Eri Cahyadi mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Kota Surabaya telah diminta untuk merancang serangkaian kegiatan yang bernuansa keagamaan dan kebangsaan. Kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk siswa yang beragama Islam tetapi juga untuk siswa dari berbagai latar belakang agama lainnya.
“Ramadhan adalah momen yang penting untuk merefleksikan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Kami ingin semua siswa, baik yang beragama Islam maupun non-Islam, memiliki kegiatan yang sesuai dengan keyakinan mereka. Ini akan menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan, “kata Eri.
Untuk siswa Muslim, kegiatan seperti pesantren kilat, kajian agama, dan lomba hafalan Al-Qur’an akan diadakan di berbagai sekolah dan tempat ibadah. Sementara itu, siswa non-Muslim akan mendapatkan kegiatan serupa yang sesuai dengan ajaran agama masing-masing, seperti seminar keagamaan, bakti sosial, hingga kegiatan seni budaya yang mengangkat tema spiritualitas.
Pemkot Surabaya juga akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat, untuk memastikan terlaksananya program berjalan lancar dan bermanfaat. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut akan dirancang agar tidak hanya fokus pada pengembangan spiritual tetapi juga aspek sosial dan kebangsaan.
“Kami akan memastikan bekerja sama dengan banyak pihak untuk kegiatan ini inklusif dan bermanfaat. Anak-anak tidak hanya belajar tentang agama tetapi juga tentang pentingnya persatuan dan nilai-nilai kebangsaan,” tambahnya.
Selain sekolah, rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan vihara juga akan menjadi pusat pelaksanaan kegiatan. Pemkot Surabaya akan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk menyediakan tenaga pengajar atau pembimbing untuk mendukung program-program tersebut.
Eri Cahyadi berharap, jika kebijakan libur panjang Ramadhan ini benar diterapkan, kegiatan yang dirancang Pemkot Surabaya dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengisi waktu liburan dengan aktivitas yang membangun. “Kami ingin Surabaya menjadi kota yang tidak hanya toleran tetapi juga menjadi role model dalam momentum keagamaan untuk membangun karakter generasi muda,” tutupnya.
Keputusan resmi terkait SKB tiga menteri diharapkan segera diumumkan, dan Pemkot Surabaya menyatakan siap menjalankan rencana ini sebaik mungkin.(B TRI SH/MSH)