Bangkalan, Media Pojok Nasional — Menjelang penyelenggaraan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah serentak Tahun 2024 kini di Wilayah Kabupaten Bangkalan dihebohkan dengan aksi mogok kerja oleh penyelenggara di Desa Gunila, Kecamatan Sepulu.
Bahkan tersebar di media sosial Penitia Pemungutan Suara (PPS) Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan menyatakan honor atau gaji selama 2 (dua) bulan tidak kunjung dicairkan hingga ada dugaan pemotongan Biaya Operasional (BOP).
Seperti dilansir dari media madurapers PPS Sepulu lakukan arragansi hingga merobek simulasi plano sebagai bentuk kekecewaan, karena sampai detik ini gaji belum kunjung dicairkan. Oleh sebab itu, PPS Kecamatan Sepulu sepakat untuk mongok kerja.
Muzayyin, anggota PPS Desa Gunilap Sepuluh saat memberikan keterangan pada media. Pihaknya mengaku kecewa sebab gajinya tidak dicairkan selama 2 bulan. Akibatnya, dirinya dalam mengungkapkan kekesalannya merobek dan membakar berkas simulasi plano.
“Kami beberapa PPS Kecamatan Sepulu akan mogok kerja jika gaji belum dicairkan. Oleh sebab itu, ketidakbecusan PPK dan KPU harus bertanggungjawab,” tegas dia, Kamis (21/11).
Selain itu, ada dugaan pemotongan BOP PPS Rp350 yang diduga dilakukan oleh Penitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dengan alasan Surat Pertanggungjawaban (SPJ). Padahal, SPJ yang dimaksud sudah selesaikan sejak lama.
“Padahal spj la selesai, tp sma mukaffi memang sengaja bilang ke kpu untuk d tahan krna pps gk setor spj, Itu sy tnya sendiri ke kpu, jdi by request mukaffi, Dan sy tnya sendiri ke ali, ktnya ali memang sengaja biar pps lok gomajago (atau apa istilahnya lupa) ka ppk,” ungkap pesan yang dikirimkan pada media.
Sementara itu Bahiruddin Komisioner KPU Bangkalan menyatakan alasan senada mengenai latar belakang belum dicairkannya honor tersebut.
Sudah klarifikasi ke kpu tadi sama temen-teman media juga, itu tidak benar, yang benar ada spj tidak terselesaikan sehingga honor sebelum di apload di aplikasinya tidak cair, kalau sudah selesai sudah otomatis, dan tadi sudah clear di panggil semua,” ujar Bahir yang juga dikenal sebagai advokad di kota salak tersebut. (Anam)