Surabaya, Media Pojok Nasional – Upacara wisuda Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tahun akademik 2024/2025 menjadi panggung pesan intelektual kebangsaan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Abdul Mu’ti, hadir langsung dan menyerukan pentingnya melahirkan sarjana yang pinter, bener, dan pener.
Dalam orasi ilmiahnya, ia menegaskan bahwa kecendekiaan tidak cukup diukur dari gelar, tetapi dari integritas dan kebijaksanaan dalam bertindak.
“Sarjana sejati adalah mereka yang pinter, bener, dan pener. Pinter berarti berilmu, bener berarti berpihak pada kebenaran, dan pener artinya bijak dalam setiap langkah,” ujarnya disambut tepuk tangan ribuan peserta.

Wisuda berlangsung selama dua hari, 17–18 Oktober 2025, di Graha Hasta Brata Kampus Dukuh Menanggal. Sebanyak 1.381 wisudawan dikukuhkan dari empat fakultas: Teknik dan Sains, Ilmu Kesehatan, Ekonomi dan Bisnis, serta Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebanyak 672 lulusan mengikuti prosesi hari pertama, disusul 709 lulusan di hari kedua.
Tema “Melaju Bersama Adi Buana, Mewujudkan Generasi Berprestasi” diposisikan bukan sekadar slogan, melainkan komitmen kampus untuk mencetak lulusan adaptif, kompetitif, dan berkarakter kebangsaan.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, Mendikdasmen bersama Rektor Universitas Adi Buana, Untung Lasiyono, Senat Akademik, dan Badan Penyelenggara kampus menanam pohon kluweh di lingkungan kampus. Tanaman langka tersebut dipilih sebagai simbol pelestarian alam dan kebijaksanaan.
Prof. Mu’ti menyebut tradisi itu sebagai praktik pendidikan yang visioner, “Mendidik itu seperti menanam pohon. Kita tanam dan siram, dan mungkin kita tidak menikmatinya. Tetapi generasi berikutnya akan merasakan hasilnya.” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Filosofi tersebut, menurutnya, harus menjadi napas perguruan tinggi di era transformasi nasional.
Rektor Untung Lasiyono menyampaikan bahwa kehadiran Mendikdasmen menjadi bentuk kepercayaan negara terhadap kontribusi kampus dalam membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing.
Menurutnya, wisuda kali ini menandai kebangkitan Adi Buana sebagai institusi yang menyiapkan lulusan akademis kuat, nasionalis, dan sadar lingkungan.
Pengurus yayasan, Drs. H Sutijono, menegaskan bahwa kehadiran Mendikdasmen bukan sekadar seremoni, tetapi penanda bahwa Adi Buana sedang memasuki fase akselerasi mutu.
“Kami tidak sedang berpesta kelulusan. Ini adalah momentum menegaskan arah baru kampus. Jika negara sudah melirik, maka tanggung jawab akademik dan moral tidak boleh main-main,” ujar Sutijono dengan nada serius.
Menurutnya, yayasan tidak hanya memfasilitasi, tetapi ikut memastikan seluruh tenaga pendidik dan lulusan bergerak dalam koridor integritas dan kebermanfaatan publik.
Keterlibatan pemerintah pusat di momentum akademik ini mengukuhkan posisi Adi Buana sebagai bagian dari motor penggerak perubahan pendidikan Indonesia.
Red. Wj
