Bangkalan, Media Pojok Nasional – Kini Lembaga Informasi Publik Independen (LIPI) soroti kegiatan workshop Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui 22 (dua puluh dua) Puskesmas se Bangkalan, pada bulan November 2024.
Kegiatan Workshop BLUD yang dilaksanakan di Hotel Arion Bandung, Jawa Barat selama 4 hari itu menelan anggaran sebesar Rp 440 juta hasil dari sumbangan seluruh Puskesmas di Kabupaten Bangkalan yang dianggap tidak jelas peruntukan kegiatannya.
Dalam audensi itu, turut hadir Kapala Dinas Kesehatan beserta jajarannya, 17 Kepala Puskesmas dari jumlah 22 Puskesmas, pihak keamanan dari Polres, Intel Kodim Bangkalan, tidak lupa Ketua LIPI dan anggotanya sebanyak 11 sampai 15 peserta.
Perihal peristiwa itu Ridhoi Nababan, Ketua LSM LIPI menegaskan, terjadinya dugaan penyimpangan anggaran workshop sebesar Rp 440 juta yang dilaksanakan di Hotel Arion Bandung pada tahun 2024 semakin menguat setelah dihadapkan dengan pihak terkait.
Dari 22 Puskesmas di Bangkalan, Ridhoi menyebutkan ada 17 Kepala Puskesmas (Kapus) yang ikut berdiskusi terkait persoalan workshop yang dilaksanakan selama 4 hari 3 malam di kota Bandung, Jawa Barat.
“Kehadiran kami ke Dinkes, selain silaturahmi, kami juga mempertanyakan anggaran kegiata workshop BLUD yang dilaksanakan pada bulan November 2024 oleh 22 Puskesmas yang telah menelan anggaran sebesar Rp440 juta. Anggaran sebanyak itu buat apa saja dan kemana saja anggarannya,” uajar Nababan, Jumat (31/01/2025).
Dalam data yang dimilikinya, lanjut Ridhoi, setiap puskesmas mengeluarkan anggaran melalui BLUD sebesar Rp 20 juta. Namun, yang sangat disayangkan, seharusnya kegiatan workshop tersebut diadakan di setiap puskesmas, bukan dijadikan satu kegiatan.
“Aneh ini mas, 22 Puskesmas di Bangkalan gelar kegiatan workshop nelan biaya ratusan juta. Sedangkan acaranya di taru di Bandung, apakah di Bangkalan atau Surabaya tidak ada tempat yang masuk kualifikasi untuk dijadikan tempat kegiatan semacam itu, atau jangan-jangan dimanfaatkan anggaran itu untuk jalan-jalan dan belanja,” tandasnya.
Selain itu, Ridhoi Nababan juga mempertanyakan Keberadaan kantor CV. NCA Tour yang ditunjuk untuk pemberangkatan workshop BLUD ke Bandung tersebut. Menurutnya, CV yang berlokasi di Khayangan Bangkalan tidak ada, bahkan tidak ada tanda banner atau papan pengenal kantor.
“Kami ada buktinya, bahwa kantor CV yang menjadi pihak ketiga dari kegiatan Workshop BLUD yang berlokasi di Khayangan Bangkalan tidak ada, ini jelas ada permainan untuk menghabiskan anggaran negara hingga ratusan juta,” tegasnya.
Sembari mengakhiri diskusinya, Ridhoi tegaskan kepada Dinkes Bangkalan, jika tidak dilakukan perbaikan, maka dirinya mengaku tidak akan segan-segan untuk melaporkan kepada yang berwajib.
“Tolong diperbaiki ya bu Kadinkes, jangan sampai ada permainan dengan uang negara, atau tidak kami akan bawa ke ranah hukum kasus dugaan penyalahgunaan anggaran negara ratusan juta ini,” tegas pria kelahiran Kokop itu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), Nur Hotibah menyampaikan terimakasih atas masukan dan kritik yang telah disampaikan oleh Lembaga Informasi Publik Independen (LIPI) terkait kegiatan Workshop BLUD dan lain-lain.
“Saya ucapkan terimakasih, masukan dan kritikannya akan dijadikan bahan evaluasi kami di tubuh Dinas Kesehatan Bangkalan nantinya,” terang Hotibah dalam forum audensi itu.
Lebih lanjut, terkait kegiatan workshop BLUD itu murni persepakatan seluruh Puskesmas di Kabupaten Bangkalan. Jadi, kegiatan itu memang anggarannya dari masing-masing Puskesmas dan menggunakan pihak ketiga, yaitu CV NCA TOUR.
Mengenai surat Pertanggungjawaban (SPJ), kata Nur Hotibah melalui bagian keuangan, semuanya diselesaikan dan dipasrahkan kepada pihak ketiga.
“Rangkaian kegiatan seluruhnya kami pasrahkan kepada pihak ketiga, yaitu CV NCA TOUR yang ditunjuk untuk membidangi kegiatan tersebut, termasuk pengSPJ-an” tuturnya.
Saat disinggung soal kenapa harus dilaksanakan di Bandung. Ia mengaku, dari beberapa perbandingan hanya penawaran di Bandung yang disepakati bersama. Selain itu, terkait biaya transportasi dirinya mengaku menggunakan biaya perjalananan dinas.
“Pada waktu itu memang banyak tawaran, termasuk di Surabaya, Sidoarjo, Yogyakarta, Bandung. Namun, yang disepakati oleh 22 Puskesmas se Bangkalan di Bandung, akhirnya kita laksanakan kegiatan workshop BLUD itu disana ,” pungkasnya. (Anam)