LDKS SMAN 1 Wringinanom dan Agenda Pembentukan Karakter

Gresik, Media Pojok Nasional –
Pembentukan karakter pelajar tidak cukup dengan kurikulum kelas. SMAN 1 Wringinanom memanfaatkan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) sebagai salah satu perangkat pembinaan yang diarahkan pada pengurus OSIS periode 2025–2026. Kegiatan berlangsung tiga hari, 16–18 September 2025, dan dari dokumentasi lapangan terlihat bahwa pelaksanaannya disusun bukan sekadar formalitas pelantikan.

Foto-foto kegiatan menunjukkan aktivitas dalam ruang, latihan lapangan, diskusi kelompok, serta simulasi malam hari. Format ini memberi indikasi bahwa sekolah mencoba membangun pengalaman langsung yang relevan dengan dinamika organisasi pelajar.

SMAN 1 Wringinanom sendiri berstatus sekolah double track, yang berarti mengelola jalur akademik dan vokasional secara bersamaan. Konsekuensinya, pembentukan karakter tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus terintegrasi dengan kesiapan siswa menghadapi dunia sosial, perguruan tinggi, maupun kerja. LDKS kemudian muncul sebagai salah satu kanal pembiasaan, bukan tambahan acara tahunan.

Kepala sekolah, Irfan, dalam sejumlah kesempatan menyebut kegiatan seperti ini sebagai ruang pembelajaran sosial yang tidak dapat digantikan teori kelas. Hal itu terlihat pada keterlibatan pembina, penataan sesi materi, serta simulasi koordinasi dan pengambilan keputusan kolektif.

Secara teknis, dokumentasi menunjukkan barisan peserta, dinamika kelompok, forum materi, hingga latihan kedaruratan. Polanya mendekati pendekatan experiential learning, di mana siswa ditempatkan pada skenario yang menuntut respons, bukan sekadar mendengar instruksi.

Namun keberhasilan pembentukan karakter tidak ditentukan oleh tiga hari agenda. Pengurus OSIS hasil LDKS akan diuji melalui program nyata, pola komunikasi internal, dan kemampuan mengelola organisasi di lingkungan sekolah.

Jika SMAN 1 Wringinanom konsisten menempatkan LDKS sebagai bagian dari sistem pembentukan karakter, bukan penggugur kewajiban, sekolah ini berpotensi menjadi rujukan praktik pendidikan sosial di tingkat menengah. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *