Kepala Desa Kayangan All Out Dukung Industri Samiler: “Saya Tidak Akan Membiarkan Warga Berjuang Sendiri”

Jombang, Media Pojok Nasional –
Langit sore di Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang seakan menjadi saksi bagaimana keteguhan hati seorang pemimpin dapat mengubah nasib warganya. Dengan suara tegas namun penuh ketulusan, Kepala Desa Kayangan, Tutik Handayani, menyatakan bahwa pemerintah desa akan all out mendukung industri samiler—warisan kuliner yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.

“Ini bukan sekadar makanan ringan, ini adalah kehidupan banyak keluarga di desa ini. Dan saya tidak akan membiarkan mereka berjuang sendirian,” ujar Tutik dengan mata berbinar. Kata-katanya menggema, membawa harapan bagi para perajin samiler yang selama ini bertahan di tengah keterbatasan.

Tak banyak yang tahu, Sentra Industri Kerupuk Samiler di Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, bukan sekadar pusat produksi biasa. Sentra ini adalah satu-satunya Industri Kecil Menengah (IKM) dari Kota Santri yang berhasil masuk dalam penilaian IKM One Village One Product (OVOP) tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Pengakuan ini bukan hanya prestasi bagi desa, tetapi juga menjadi bukti bahwa produk lokal Kayangan memiliki daya saing di tingkat nasional.

“Ini kebanggaan kita bersama. Samiler bukan hanya warisan, tapi masa depan kita. Saya ingin produk ini tidak hanya dikenal di Jombang, tapi juga menembus pasar nasional dan internasional,” ujar Tutik dengan tegas.

Namun, di balik pencapaian ini, perjuangan para perajin tidaklah mudah. Mereka kerap menghadapi keterbatasan alat produksi, sulitnya akses pemasaran, hingga persaingan dengan produk modern. Melihat itu, Tutik tidak tinggal diam. Pemerintah desa telah menyalurkan bantuan peralatan produksi, menghubungkan perajin dengan pasar digital, serta memastikan akses distribusi yang lebih luas. Langkah ini bukan sekadar janji, tapi wujud nyata dari kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat.

Tidak hanya di sektor ekonomi, di bawah kepemimpinannya, Desa Kayangan terus berbenah. Jalan-jalan yang dulu berlubang kini halus, saluran irigasi diperbaiki, fasilitas umum semakin layak digunakan. Semua pembangunan dilakukan dengan satu tujuan: kesejahteraan warga.

“Bagi saya, menjadi kepala desa bukan soal jabatan. Ini adalah pengabdian. Saya ingin setiap anak bisa berangkat sekolah dengan jalan yang layak, setiap ibu bisa berjualan tanpa cemas hujan menggenangi pasar, dan setiap keluarga bisa hidup lebih baik. Itu tugas saya, dan saya akan menjalankannya sampai akhir,” tuturnya dengan penuh ketegasan.

Warga Kayangan terdiam, beberapa menyeka air mata. Di tengah dunia yang sering membuat rakyat merasa jauh dari pemimpinnya, kehadiran Tutik Handayani adalah bukti bahwa pemimpin sejati masih ada—bukan sekadar duduk di kursi kekuasaan, tapi turun langsung, bekerja dengan hati, dan memastikan tak ada satu pun warganya tertinggal. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *