Kemacetan Terparah dalam Sejarah Melanda Driyorejo, Banjir Tahunan Lumpuhkan Ekonomi Gresik

Gresik, Media Pojok Nasional –
Kecamatan Driyorejo mengalami kemacetan terparah dalam sejarah, dengan ribuan kendaraan tertahan tanpa pergerakan di sepanjang jalan utama. Rabu (26/2/2025).
Kondisi ini semakin diperburuk oleh banjir tahunan yang melanda wilayah tersebut, menyebabkan aktivitas ekonomi lumpuh dan mengancam kesejahteraan warga. Hingga saat ini, pemerintah setempat belum mampu memberikan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan yang terus berulang.

Sejak pagi, ruas jalan utama di Kecamatan Driyorejo berubah menjadi lautan kendaraan yang tak bergerak. Kemacetan ini terjadi akibat kombinasi buruk antara tingginya volume kendaraan, kurangnya infrastruktur jalan yang memadai, serta dampak banjir yang semakin memperparah situasi. Banyak pengendara yang terjebak berjam-jam tanpa kepastian kapan arus lalu lintas kembali normal.

“Saya sudah terjebak di jalan selama lebih dari lima jam. Tidak ada pergerakan sama sekali, dan tidak ada kejelasan kapan kemacetan ini bisa terurai,” ujar seorang pengendara yang frustrasi dengan situasi ini.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pengguna jalan, tetapi juga memperlambat distribusi barang, menghambat aktivitas bisnis, dan meningkatkan beban operasional bagi perusahaan yang bergantung pada kelancaran logistik.

Di sisi lain, banjir tahunan yang kembali melanda Gresik, termasuk Driyorejo, semakin memperburuk keadaan. Genangan air yang merendam jalan dan pemukiman warga menambah penderitaan masyarakat yang harus berjuang menghadapi dampak ekonomi dari bencana ini.

“Setiap tahun kami menghadapi banjir yang sama. Rumah terendam, usaha terhenti, dan pemerintah seakan hanya memberi janji tanpa solusi nyata,” kata seorang warga yang rumahnya kembali terendam air.

Banjir ini bukan hanya mengganggu aktivitas harian, tetapi juga memukul sektor ekonomi, terutama usaha kecil dan menengah yang bergantung pada kelancaran akses transportasi. Pasar tradisional dan pusat perdagangan mengalami penurunan aktivitas drastis, sementara banyak pekerja harian kehilangan pendapatan mereka akibat terganggunya mobilitas.

Hingga saat ini, pejabat setempat belum mampu memberikan solusi yang efektif untuk mengatasi banjir maupun kemacetan parah yang melanda wilayah ini. Meskipun berbagai rencana penanggulangan telah disusun, implementasinya masih jauh dari harapan masyarakat.

“Pemerintah sudah berulang kali berjanji akan memperbaiki sistem drainase dan infrastruktur, tetapi kenyataannya, setiap tahun kami tetap menghadapi bencana yang sama,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Para ahli menilai bahwa masalah ini tidak akan terselesaikan tanpa pendekatan yang lebih serius, termasuk perbaikan drainase secara menyeluruh, pelebaran jalan, serta kebijakan tata ruang yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

Kondisi di Driyorejo mencerminkan kegagalan perencanaan dan mitigasi bencana yang harus segera diperbaiki. Pemerintah daerah dituntut untuk segera mengambil langkah konkret guna mengatasi krisis ini, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Masyarakat berharap ada terobosan nyata dalam bentuk perbaikan infrastruktur, peningkatan kapasitas drainase, serta koordinasi yang lebih efektif antara pemerintah dan instansi terkait. Tanpa langkah strategis yang cepat dan tepat, kemacetan dan banjir tahunan di Gresik akan terus menjadi mimpi buruk yang menghantui warga setiap tahunnya. (Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *