Surabaya, Media Pojok Nasional –
Plengsengan kali di Pakal, Surabaya, ambruk kurang dari setahun setelah rampung dibangun. Amblesnya paving dan runtuhnya dinding penahan sungai memicu kemarahan warga, yang menilai proyek ini dikerjakan asal jadi, sekadar “ada fisik” untuk menutup penggunaan anggaran publik.
“Uang rakyat dipakai, tapi hasilnya jeblok. Pak Eri… kembalikan uang kami!” teriak seorang warga, selasa (30/12/2026) yang identitasnya sengaja disamarkan.

Kerusakan prematur ini menimbulkan dugaan kuat penyalahgunaan anggaran. Dari sisi teknik, proyek gagal memenuhi standar perencanaan, material, dan pengawasan. Warga menyoroti pihak yang bertanggung jawab: apakah kontraktor hanya menjalankan proyek tanpa integritas, atau pemerintah yang lalai mengawasi?
Tekanan publik memuncak. Warga menuntut Aparat Penegak Hukum (APH) dan instansi pengawas internal melakukan audit menyeluruh, teknis maupun keuangan, untuk memastikan akuntabilitas dan menegakkan prinsip amanah penggunaan uang rakyat.
Hingga berita ini diturunkan, Walikota Surabaya dan kontraktor pelaksana belum memberikan klarifikasi resmi. Masyarakat menegaskan, selain perbaikan fisik, pengembalian dana proyek harus menjadi prioritas agar kepercayaan publik terhadap pemerintah tetap terjaga, sekaligus menjadi peringatan tegas agar praktik serupa tidak terulang.
(hambaAllah).
