Surabaya, Media Pojok Nasional – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kota dengan prinsip gotong royong dan solidaritas sosial. Dalam upaya menekan angka kemiskinan, Eri mengajak warga Surabaya yang dinilai mampu secara ekonomi untuk berkontribusi melalui iuran sukarela sebesar Rp 200.000 per bulan guna membantu warga pramiskin di Kota Pahlawan.
Kebijakan ini disampaikan Eri dalam salah satu kegiatan sosial di Balai Kota Surabaya. Ia menegaskan bahwa program tersebut bukan bentuk paksaan, melainkan ajakan tulus bagi warga yang lebih sejahtera agar peduli terhadap sesama.
“Kita ini hidup di kota yang besar dengan kebersamaan. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan masyarakat. Jika ada warga yang mampu, ayo kita ringankan beban saudara-saudara kita yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” ujar Eri Cahyadi.
Menurut Eri, dana yang terkumpul dari iuran sukarela tersebut nantinya akan dikelola secara transparan oleh pemerintah kota dengan melibatkan berbagai komunitas sosial dan tokoh masyarakat. Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai program kesejahteraan, seperti pangan, biaya pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu, hingga perbaikan rumah tidak layak huni.
Sistem Transparansi dan Pengelolaan Dana
Pemerintah Kota Surabaya memastikan bahwa dana yang terkumpul akan ditutup secara ketat melalui sistem transparansi berbasis teknologi. Warga yang berkontribusi dapat menyatukan penggunaan dana secara langsung melalui aplikasi atau website resmi Pemkot Surabaya.
“Kita akan libatkan banyak pihak, termasuk masyarakat umum, dalam mengawasi penggunaan dana ini. Tidak boleh ada sepeser pun yang disalahgunakan. Ini murni untuk kesejahteraan warga,” tegas Eri.
Selain itu, Pemkot juga membuka ruang bagi para donatur untuk ikut serta dalam penyaluran bantuan secara langsung, sehingga mereka dapat melihat hasil kontribusinya.
Respon Warga Beragam
Ajakan ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Sebagian besar masyarakat menyambut baik kebijakan tersebut sebagai langkah nyata dalam membangun solidaritas sosial.
“Saya rasa ini langkah positif. Kalau kita mampu, kenapa tidak membantu? Yang penting transparansi dan pengelolaan dananya jelas,” ujar Ridwan, salah satu warga Kecamatan Wonokromo.
Namun, ada pula warga yang menilai efektivitas kebijakan ini. Beberapa pihak menilai bahwa pemerintah harus memastikan iuran ini tidak menjadi beban baru bagi masyarakat yang masih dalam kategori menengah.
“Kalau rela sih bagus, tapi jangan sampai nanti malah jadi kewajiban yang membebani masyarakat,” kata Fitri, warga Rungkut.
Komitmen Pemkot Surabaya
Menanggapi beragam respon tersebut, Eri memastikan bahwa iuran ini sepenuhnya bersifat sukarela tanpa paksaan. Ia juga menegaskan bahwa program ini adalah bentuk gotong royong yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial di tengah masyarakat.
“Kita tidak bisa membangun Surabaya hanya dengan pembangunan fisik saja. Jiwa sosial dan kebersamaan juga harus kita bangun. Kalau yang mampu membantu yang kurang mampu, insya Allah Surabaya akan menjadi kota yang penuh berkah,” ungkapnya.
Dengan kebijakan ini, Pemkot Surabaya berharap angka kemiskinan di kota tersebut dapat terus menurun, sejalan dengan visi Eri Cahyadi untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang sejahtera dan inklusif bagi seluruh warganya.
Iuran sukarela ini direncanakan mulai disosialisasikan dalam waktu dekat, dengan melibatkan berbagai komunitas dan RT/RW di seluruh wilayah Surabaya.(B TRI SH/ MSH)