Gresik, Media Pojok Nasional –
Organisasi yang sehat bukan dibangun dengan kekuasaan dan dominasi, tapi dengan keterbukaan dan kejujuran. Hal itu disampaikan oleh Edi Suyanto, tokoh muda Balongpanggang yang dikenal dengan sapaan Black, dalam diskusi bersama para pegiat komunitas sosial di Gresik.
“Jangan kira organisasi kuat karena banyak uang. Justru yang paling berbahaya adalah saat kepercayaan rusak dan transparansi hilang. Saat itu, organisasi hanya jadi panggung kepentingan pribadi,” tegasnya.
Blake menyebut banyak organisasi gagal bukan karena kekurangan sumber daya, tapi karena adanya permainan di balik meja, budaya saling curiga, dan pemimpin yang lebih sibuk membangun citra daripada membangun sistem.
Ia menyentil keras perilaku manipulatif yang kerap dibungkus kepedulian semu. “Jangan teriak-teriak basmi korupsi kalau untuk hal kecil saja masih dikorupsi. Ini bukan soal nilai, tapi soal nurani. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak.”
Tanpa menyebut nama, Blake menyindir gaya kepemimpinan licik yang mengorbankan orang lain demi mulusnya agenda pribadi. “Ada yang sejak awal memang sudah merancang pengkhianatan. Memanfaatkan rekannya sebagai pijakan. Setelah deal, pengkhianatan itu dimulai—tanpa rasa malu, tanpa beban.”
Ia memperingatkan dengan nada spiritual, “Ingat, wahai pelaku manipulatif, hidup ini tidak berhenti di dunia. Apa yang kau tabur, itu yang akan kau tuai. Semoga Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan tepat dan cepat. Sebagai pengingat bahwa keadilan-Nya tidak pernah tidur.”
Blake lalu menutup dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barangsiapa menanam keburukan, ia akan memetik kehancuran.”
(HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Al-Albani).
Red.