Dinas PMD Nganjuk Pacu Transformasi Posyandu 6 SPM

Nganjuk, Media Pojok Nasional –
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Nganjuk mempertegas komitmennya dalam mengawal transformasi layanan dasar di tingkat desa melalui Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM). Hal ini terlihat dalam kegiatan monitoring dan pembinaan yang digelar di Balai Desa Campur, Kecamatan Gondang, pada Selasa (06/05/2025).

Hadir dalam kegiatan ini Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten, Ny. Yuni Marhaen, didampingi Ny. Widhi Trihandy (istri Wakil Bupati), serta Kepala Dinas PMD, Puguh Harnoto, S.STP., MM., bersama jajaran kader Posyandu, perangkat desa, dan perwakilan puskesmas.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar forum formal, melainkan langkah nyata Dinas PMD untuk memastikan bahwa Posyandu benar-benar berfungsi sebagai simpul layanan publik terpadu di tingkat desa.

“Posyandu 6 SPM bukan hanya soal kesehatan ibu dan anak. Ini adalah infrastruktur sosial masyarakat desa. Di situlah pendidikan, gizi, ketahanan keluarga, dan partisipasi warga bersatu,” tegas Puguh Harnoto. Ia menambahkan bahwa Dinas PMD kini fokus pada pendampingan aktif, peningkatan kapasitas kader, serta penguatan manajemen kelembagaan Posyandu melalui sinergi antara pemerintah desa dan sektor kesehatan.

Menurutnya, keberhasilan Posyandu sangat ditentukan oleh konsistensi desa dalam penganggaran, pelaporan, dan pengorganisasian. Karena itu, Dinas PMD kini menyiapkan kerangka monitoring berbasis kinerja dan pendekatan berbasis data di setiap desa.

Ketua Tim Pembina Posyandu, Ny. Yuni Marhaen, juga menekankan pentingnya Posyandu sebagai sarana integratif lintas sektor. Ia menyebut kegiatan ini selaras dengan visi-misi kepemimpinan daerah dalam membangun kualitas hidup masyarakat dari unit terkecil.

Kepala Desa Campur, Musjito, menyambut baik pola pembinaan yang ditawarkan Dinas PMD. “Kami diberi ruang untuk berinovasi, tapi juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam penataan kelembagaan dan penguatan anggaran. Ini mendorong desa bergerak lebih terstruktur,” katanya.

Kegiatan berlangsung hangat, dengan sesi interaksi langsung bersama warga. Ny. Yuni dan Ny. Widhi turut serta dalam proses pelayanan seperti pengukuran tinggi badan dan pembagian makanan tambahan, menandakan pendekatan pembinaan yang partisipatif. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *