Gresik, Media Pojok Nasional –
SMAN 1 Dukun, Kabupaten Gresik, meluncurkan karya istimewa bertajuk Batik Caturloka, sebuah inovasi budaya yang sarat makna sekaligus mengangkat ikon-ikon khas daerah. Selasa (16/9/2025) Peresmian batik ini mendapat perhatian besar karena dihadiri langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Gresik, Kiswanto, serta Ketua DPRD Gresik, M. Syahrul Munir, yang keduanya memberikan apresiasi tinggi terhadap karya monumental lahir dari lingkungan pendidikan.
Kepala SMAN 1 Dukun, Siti Khofifah, menyampaikan bahwa Batik Caturloka adalah bukti nyata peran sekolah dalam menjaga warisan budaya sekaligus menjadi sarana pembelajaran. “Semula batik ini hanya memuat dua kearifan lokal. Namun sebagai pimpinan, saya mencoba menghadirkan inovasi dengan menambahkan dua ikon penting, yaitu Bandeng dan Pohon Siwalan. Selain memperkaya makna batik, langkah ini juga kami gunakan sebagai media pembelajaran kokurikuler agar peserta didik semakin mencintai potensi alam Gresik,” ujarnya.
Lebih jauh, Siti Khofifah menuturkan bahwa pengembangan Batik Caturloka juga terintegrasi dalam pelatihan kewirausahaan. “Kami dorong anak-anak untuk memasarkan karya ini secara online sebagai bagian dari rumah kewirausahaan sekolah. Dengan begitu, mereka terlatih menjadi pengusaha kecil yang mampu menunjang kehidupan saat kuliah atau menjalankan bisnis sampingan. InsyaAllah, pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk bermimpi lebih besar, menjadi pengusaha sukses yang mampu mencukupi ketahanan pangan dirinya dan keluarganya. Aamiin,” tambahnya penuh optimisme.
Motif Batik Caturloka kini menghadirkan empat ikon Gresik yang sarat filosofi. Pudak, jajanan manis yang melambangkan kelembutan hati masyarakat. Damar Kurung, lentera tradisional sebagai simbol cahaya budaya. Pohon Siwalan, sumber kehidupan masyarakat pesisir. Dan Bandeng, ikon kuliner legendaris yang telah mengharumkan nama Gresik. Setiap guratan dan warna menghadirkan kisah kearifan lokal yang patut diwariskan.
Kepada Wartawan, Kepala Cabdin Gresik, Kiswanto, menilai Batik Caturloka sebagai langkah visioner dunia pendidikan. “Sekolah ini telah membuktikan bahwa pendidikan tidak berhenti pada capaian akademik semata. Inovasi seperti Batik Caturloka menunjukkan bahwa sekolah juga mampu menjadi motor penggerak budaya, sekaligus menyiapkan generasi kreatif dan mandiri,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gresik, M. Syahrul Munir, memberikan pandangan bahwa Batik Caturloka memiliki nilai strategis bagi daerah. “Batik ini bukan hanya karya seni, tetapi simbol sinergi antara pendidikan dan budaya. Jika terus dikembangkan, karya semacam ini berpotensi menjadi ikon Gresik yang bisa menembus panggung nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
Dengan harga yang terjangkau, Batik Caturloka hadir bukan sekadar busana, melainkan simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Gresik. Dari ruang kelas lahir karya yang menjembatani tradisi dengan masa depan, membekali peserta didik dengan kecintaan pada budaya sekaligus keterampilan berwirausaha. SMAN 1 Dukun melalui Batik Caturloka telah memberi teladan nyata: bahwa pendidikan sejati adalah yang mampu melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global. (hamba Allah).