Gresik, Media Pojok Nasional –
Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat (DPP LSM GEMPAR), Sulistiyanto atau yang akrab disapa Bang Tyo. Hari ini, genap tujuh hari kepergian ayahanda tercinta, H. Mujito bin Widji, yang wafat secara mendadak pada Minggu pekan lalu.

Kepergian H. Mujito meninggalkan duka mendalam. Tak ada tanda-tanda sakit sebelumnya. Justru almarhum sempat terlihat sehat dan aktif membantu mempersiapkan acara 40 harian mendiang menantunya di Surabaya. Bahkan, pada hari itu, H. Mujito masih sempat membantu menggoreng kerupuk melinjo bersama anak-anaknya.
Namun menjelang siang, almarhum berpamitan kepada cucu perempuannya untuk beristirahat sejenak. Tak disangka, itu menjadi peristirahatan terakhirnya.
“Waktu itu beliau hanya bilang mau tidur sebentar. Tapi ternyata, itu jadi tidur panjang. Kami semua masih sangat terkejut,” ujar Bang Tyo lirih.
Bagi Bang Tyo, sang ayah adalah figur penting—bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sahabat, tempat bersandar dan berbagi cerita di tengah kesibukan menjalankan amanah organisasi. Petuah bijak, kesabaran, dan keikhlasan almarhum selalu menjadi penuntun hidup anak-anaknya.
Prosesi pemakaman berlangsung lancar dan khidmat. Bantuan dari tetangga, keluarga, dan rekan-rekan dekat turut meringankan duka yang dirasakan. Malam ini, Minggu (20/4/2025), keluarga menggelar peringatan tujuh hari wafatnya almarhum, seusai salat Maghrib.
“Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses pemakaman hingga peringatan malam ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian,” tutur Bang Tyo dengan mata berkaca-kaca.
Tangis haru masih kerap pecah di rumah duka, terlebih saat keluarga mengenang kebersamaan mereka bersama sosok H. Mujito yang begitu hangat dan penuh perhatian.
“Selamat jalan, Bapak, Pakde, Eyang Kakung. Tugasmu telah selesai, perjuanganmu telah purna. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Akan aku lanjutkan petuah dan semangatmu,” ucap Bang Tyo, penuh haru.
Red.