Ada Apa…?  Pembangunan Rutilahu Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Terkesan Tidak Transparan.

Surabaya, Media Pojok Nasional – Banyaknya mas­yarakat yang awam terhadap pembagian dana rumah tidak layak huni (rutilahu), membuat mereka tak selalu berpikir positif. Tak sedikit dari mereka yang merasa diperlakukan tidak adil dengan pencairan dana tersebut.

Seperti diungkapkan salah satu Warga RT04/RW 12 rumahnya disuruh bongkar  dengan biaya sendiri ,biaya makan tukang ditanggung  penerima Rutilahu dan disuruh menyewa perlengkapan pembangunan contoh seperti scaffolding biaya sendiri,  belum lagi di bentak-bentak sama petugas rutilahu yang datang kerumah, sudah Tua kok dibentak” ucapnya

Lanjut ibu yang tidak mau disebut namanya dari mana saya kasih makan tukang, rokok, buat makan sendiri aja sudah susah kalau minum kopi  saya usahakan lah kata Ibu itu ke Tim Media pojok Nasional.

Ironisnya, ketidak transparan dana KTPR, pihak yang menerima Rutilahu itu tidak tau berapa Rupiah bantuan Pemerintah.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu RT 04 RW 012  yang rumahnya diperbaiki bantuan pemerintah  tidak tau per Rumah dapat bantuan bervariasi jumlahnya  dari APBD Kota Surabaya.

Lebih parah lagi kalau rumahnya masih belum selesai disuruh yang punya rumah menambah biaya  untuk melanjutkan renovasi.

Semestinya mereka tau berapa biaya dan sampai selesai  rumah tersebut disuruh  dengan dana pribadi. ”Boro-boro mau lanjutin dan membeli bahan material, makan sehari-hari saja bingung,” keluhnya.

Dikonfirmasi terpisah, melalui Hp Lurah Babat Jerawat Darmawan me­ngaku tidak mengetahui  permasalahan ini Coba tanyakan ke Ketuanya Suparman sebagai pelaksana  rutila­hu tersebut.

Lanjut Lurah menga­takan, semua urusan terkait  sudah diserahkan kepada tim pengelola kegiatan (KTPR) Kelurahan Babat Jerawat.
Dengan tidak transparan dana pembangunan Rutilahu ini banyak Ketua RT / RW  mengeluhkan  hal tersebut , Aparat Penegak Hukum  harus segera turun tangan dalam hal ini Kepolisian dan Kejaksaan  untuk memeriksa keberadaan pemakaian dana karena ltu dari APBD Kota Surabaya (red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *