Mojokerto. Media Pojok Nasional –
Di tengah tantangan pendidikan di daerah pinggiran, SMAN 1 Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, mencatatkan prestasi mencengangkan. Sebanyak 28 siswa-siswi sekolah ini resmi diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025, menembus berbagai kampus bergengsi di Indonesia.
Pencapaian ini mencatatkan kenaikan lebih dari 100% dibandingkan tahun lalu, ketika hanya 9 siswa yang berhasil lolos melalui jalur prestasi ini. SNBP sendiri adalah jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri berbasis rekam jejak prestasi akademik dan non-akademik selama di SMA, tanpa tes tulis. Jalur ini mengutamakan konsistensi nilai rapor, prestasi siswa, dan rekomendasi sekolah.
Mereka tersebar di universitas kelas atas seperti Universitas Brawijaya Malang, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Trunojoyo Madura, hingga kampus-kampus favorit lainnya. Angka ini bukan hanya membanggakan, tapi juga mematahkan stigma bahwa sekolah di wilayah perbatasan hanya jadi pelengkap statistik pendidikan nasional.
“Ini bukan sekadar angka. Ini bukti bahwa anak-anak Dawarblandong mampu bersaing secara nasional,” tegas Subandi, Kepala SMAN 1 Dawarblandong.
Subandi menyebut keberhasilan ini tak lepas dari strategi sekolah yang telah mengintegrasikan kurikulum akademik dengan program Double Track – sebuah kebijakan pendidikan khas Jawa Timur yang memberi siswa SMA jalur tambahan keterampilan, tanpa mengorbankan persiapan akademik menuju perguruan tinggi.
Program SMA Double Track, yang digagas oleh Dinas Pendidikan Jatim bekerja sama dengan ITS Surabaya, kini menjadi tulang punggung peningkatan mutu di sekolah-sekolah non-kota. SMAN 1 Dawarblandong memanfaatkan skema ini dengan melatih siswa dalam bidang teknologi informasi, tata boga, dan kewirausahaan digital, sehingga siswa punya opsi ganda: melanjutkan kuliah atau terjun ke dunia kerja.
Namun menariknya, 28 siswa yang lolos SNBP justru datang dari lintas jalur – baik akademik murni maupun peserta program keterampilan. Hal ini menjadi bukti bahwa pendekatan pendidikan berbasis potensi lokal tidak hanya menghasilkan tenaga kerja, tapi juga intelektual muda yang siap masuk universitas unggulan.
Di tengah derasnya arus standardisasi pendidikan yang kerap mengabaikan konteks lokal, prestasi SMAN 1 Dawarblandong adalah tamparan keras bagi sekolah-sekolah negeri lain yang berada di zona nyaman. Bahwa dengan visi yang jelas dan kepemimpinan yang progresif, sekolah desa bisa bicara di panggung nasional. (hamba Allah).