Surabaya, Media Pojok Nasional
Seorang guru di sebuah sekolah wilayah Manukan, Surabaya, dilaporkan terjebak dalam lift dan ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri, Senin pagi (28/04/2025) sekitar pukul 07.44 WIB. Insiden ini menyentakkan perhatian publik tentang buruknya standar keselamatan fasilitas pendidikan.
Laporan pertama diterima Command Center 112 Surabaya. Tim gabungan dari BPBD dan petugas keamanan sekolah bergerak cepat membuka pintu lift secara manual. Namun, saat dievakuasi, guru tersebut sudah dalam keadaan tidak sadar. Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Surabaya langsung memberi pertolongan medis awal sebelum korban dilarikan ke rumah sakit.
Hingga kini, pihak sekolah belum memberikan keterangan soal penyebab insiden ini. Satu hal yang pasti, pertanyaan besar mengemuka: sejauh mana standar keamanan lift di sekolah-sekolah Surabaya, khususnya di kawasan Manukan, benar-benar dipenuhi?
Lift, yang seharusnya menjadi alat bantu mobilitas, justru berubah menjadi perangkap maut. Terlebih lagi, di lingkungan sekolah yang setiap hari dipadati ratusan guru dan siswa, risiko semacam ini seharusnya tidak boleh dibiarkan mengintai.
Menurut aturan keselamatan publik, fasilitas lift di institusi pendidikan wajib menjalani pemeriksaan berkala, sertifikasi kelayakan operasional, dan skenario evakuasi darurat. Ketidakpatuhan terhadap standar ini bukan sekadar kelalaian administratif — melainkan ancaman nyata terhadap keselamatan jiwa.
Dinas Pendidikan Surabaya dan instansi terkait didesak untuk segera melakukan inspeksi ketat di seluruh sekolah, terutama di fasilitas yang sudah uzur atau jarang diperiksa. Tragedi di Manukan hari ini harus menjadi alarm keras sebelum nyawa lebih banyak dipertaruhkan di ruang-ruang belajar yang seharusnya aman.
Media ini akan mengungkap nama sekolah tersebut setelah melakukan investigasi mendalam terhadap standar keamanan lift, kelengkapan izin pembangunan, serta kelayakan operasional seluruh fasilitas pendidikan di lembaga tersebut. (hamba Allah).