Gresik, Media Pojok Nasional –
Warga Pulau Bawean tengah menghadapi lonjakan harga bahan pokok yang signifikan akibat terganggunya distribusi logistik. Harga daging ayam mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram, sementara telur ayam dijual Rp5.000 per butir.
Kondisi ini dipicu oleh terbatasnya akses kapal penumpang dan barang yang melayani jalur Gresik–Bawean. Situasi tersebut menyebabkan pasokan logistik ke pulau terganggu, sehingga harga kebutuhan pokok melambung tinggi.
Dalam sejumlah unggahan warga di media sosial, situasi ini memunculkan keluhan. Seorang warga menuliskan bahwa tanpa adanya kapal, harga-harga langsung naik drastis, berbeda dengan harga di Jawa yang relatif stabil. Keluhan lain menyoroti ketiadaan pengawasan harga oleh aparat, sehingga pedagang bebas menaikkan harga di tengah kelangkaan barang.
Di Kecamatan Sangkapura, harga bahan pokok disebut paling tinggi dibandingkan wilayah lain di Bawean. Sejumlah komentar warga menyebutkan bahwa harga bisa berubah sewaktu-waktu tergantung lancar tidaknya arus transportasi laut.
Seorang warga bahkan menyebut, “Kalau tidak ada kapal, harga pasti naik. Tetapi ketika kapal kembali beroperasi, harga seharusnya normal lagi.” Namun, kenyataannya harga sering bertahan tinggi meski transportasi kembali lancar.
Kondisi ini menegaskan betapa vitalnya jalur laut bagi ketahanan pangan dan kestabilan ekonomi masyarakat kepulauan. Ketergantungan penuh pada kapal menjadikan distribusi barang sangat rentan terganggu, sehingga berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Di tengah situasi ini, masyarakat Bawean menilai perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah. Penetapan regulasi dan pengawasan harga dinilai penting agar harga kebutuhan pokok di Bawean dapat sejajar dengan kawasan lain di Kabupaten Gresik, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan ekonomi antarwilayah. (hamba Allah).
