Gresik, Media Pojok Nasional –
Satu nyawa melayang. Sistem keamanan nihil. Armada truk ilegal. Dan kini, sorotan publik membidik tajam Kepala Desa Sidoraharjo, Suwoto.
Seorang sopir truk tewas secara tragis di gudang pribadi milik Kades. Tubuhnya hancur tergencet di antara bak dump truck dan tembok beton. Tapi kematian ini bukan sekadar insiden kerja. Ini ledakan dari kelalaian kronis, pengabaian hukum, dan manajemen yang sembrono. Truk yang digunakan? Bodong.
Fakta Mengerikan:
Dump Truck Nopol S 9249 UQ
Masa berlaku STNK: 19 April 2022
Masa berlaku Pajak: 19 April 2022
Dua tahun mati. Masih dipakai. Masih beroperasi. Di gudang milik pejabat desa.
Truk mogok. Korban minta bantuan. Rekan korban mendorong truk dari belakang.
Korban, tanpa diketahui, turun dari kabin, berdiri di sisi kiri — sempit dan mepet tembok.
BRAK!
Bak besi meluncur. Tubuh korban dihimpit. Tulang hancur. Nafas terakhir tertinggal di beton gudang.
Korban sempat dilarikan ke RSUD Ibnu Sina. Tapi segalanya sudah terlambat.
Namun yang lebih parah dari kematian ini adalah matinya tanggung jawab. Lumpuhnya sistem. Dan hilangnya kepatuhan hukum.
Pertanyaan yang Mengguncang,
Jika urusan pajak kendaraan saja berani dilanggar terang-terangan oleh seorang kepala desa — bagaimana nasib dana desa yang jauh lebih besar dan lebih gelap pengelolaannya?
Gudang itu kini bukan sekadar lokasi kerja, tapi simbol pembiaran dan kekacauan sistemik.
Tak ada SOP keselamatan kerja.
Tak ada legalitas kendaraan.
Tak ada penghargaan terhadap nyawa.
Ini bukan musibah biasa. Ini kejahatan administratif. Ini cermin bagaimana seorang pejabat desa memperlakukan hukum sebagai ilusi—bukan kewajiban.
Apakah hanya truk yang bodong? Bagaimana dengan aset dan proyek desa lainnya?
Apakah laporan keuangan desa benar-benar akurat? Atau hanya formalitas yang menutupi pelanggaran?
Satu nyawa telah direnggut. Tapi ini bisa jadi pintu masuk untuk mengungkap lebih banyak: pelanggaran, penyelewengan, dan pembusukan wewenang di tingkat desa.
Desa Sidoraharjo kini tidak butuh belas kasihan.
Ia butuh pengusutan. Pengawasan. Dan pembersihan, Karena jika nyawa saja tak dianggap penting, lalu apa lagi yang masih aman di tangan pemimpin seperti ini? (hamba Allah)