Surabaya, media pojok nasional – Kegiatan Sapa Warga yang semula dijadwalkan pada Kamis malam, 14 November 2024, di Balai RT 07 RW 08 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, harus ditunda. Acara ini dihadiri oleh Relawan ErJi sebagai wadah bagi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, untuk bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan masyarakat setempat. Mengusung tema besar “Membangun Surabaya Menyongsong Indonesia Emas,” kegiatan ini bertujuan untuk membangun semangat kebersamaan, gotong royong, serta mempererat hubungan antara warga dan pemerintah kota, khususnya dalam menghadapi tantangan besar menuju Indonesia Emas.
Namun, acara yang telah lama ditunggu ini terpaksa dibatalkan karena kabar duka yang datang dari keluarga Wali Kota Surabaya. Pada Kamis pagi, Eri Cahyadi menerima kabar bahwa nenek dari istrinya, Rini, telah meninggal dunia. Dengan perasaan duka yang mendalam, beliau memutuskan untuk fokus mendampingi keluarga dalam masa-masa sulit ini, sehingga tidak dapat hadir di acara Sapa Warga yang seharusnya berlangsung di 16 titik berbeda di Surabaya, termasuk di Babat Jerawat.
Konfirmasi mengenai izin tersebut diperoleh langsung dari Eri Cahyadi setelah Koordinator Relawan Kecamatan Pakal, Bapak Stevanus, menanyakan langsung kesiapannya untuk menghadiri acara. “Cak Eri menyampaikan bahwa dia sedang berduka cita atas meninggalnya nenek istri dia, sehingga tidak dapat menghadiri acara Sapa Warga ini. Kami memahami sepenuhnya kondisi yang beliau alami dan juga mendoakan kematiannya,” kata Stevanus menjelaskan.

Mendengar kabar tersebut, Stevanus langsung bergerak untuk mengoordinasikan perubahan acara dengan cepat. Ia menghubungi Ibu Khusnul, selaku Koordinator Relawan di Kelurahan Babat Jerawat, pejabat di Kecamatan Pakal dan Kelurahan Babat Jerawat, serta tokoh masyarakat setempat. Pemberitahuan ini disebarluaskan kepada seluruh warga melalui berbagai media, termasuk pengumuman langsung di area yang semula menjadi lokasi acara. Banyak warga yang telah datang dan mempersiapkan diri untuk berinteraksi langsung dengan Cak Eri turut merasakan duka dan memahami situasi yang sedang dialami keluarga beliau.
Sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang nenek Rini, warga dan para relawan yang telah berkumpul memutuskan untuk tidak membubarkan diri begitu saja. Acara Sapa Warga pun dialihkan menjadi Tahlilan dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, untuk mendoakan agar almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. Suasana haru dan khidmat mewarnai acara tersebut, di mana warga dan relawan, mulai dari yang muda hingga yang tua, bersama-sama mengadakan doa dan membacakan Yasin untuk ketenangan jiwa almarhumah.
Stevanus juga menjelaskan bahwa Sapa Warga yang dirancang kali ini sesungguhnya merupakan kesempatan penting untuk mengajak masyarakat agar lebih aktif dalam mendukung pembangunan kota menuju Indonesia Emas. “Bapak Eri Cahyadi sangat ingin hadir untuk menyampaikan gagasan beliau mengenai peran warga dalam mewujudkan Surabaya yang lebih baik dan lebih sejahtera. Acara ini diharapkan bisa menjadi momen dialog, di mana warga dapat menyampaikan aspirasi mereka secara langsung, dan pemerintah kota bisa mendapatkan masukan untuk program-program mendatang,” ungkap Stevanus.
Eri Cahyadi yang dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, sering kali memanfaatkan momen Sapa Warga untuk membangun dialog dua arah. Beliau senantiasa hadir dan mendengarkan secara langsung aspirasi masyarakat, yang diharapkan menjadi cerminan nilai gotong royong dalam membangun Surabaya. Oleh karena itu, banyak warga yang merasa kehilangan dengan batalnya acara ini, namun tetap menunjukkan empati dan simpati kepada keluarga Eri Cahyadi yang sedang dalam suasana berkabung.
Ibu Khusnul selaku Koordinator Relawan di Babat Jerawat menambahkan, “Semangat kami tetap sama, yaitu membangun Surabaya yang lebih baik. Meski acara ini harus dibatalkan, kami berdoa agar Cak Eri dan keluarganya diberi kekuatan dan ketabahan. Semoga kelak dia bisa meluangkan waktu lagi untuk hadir bersama kami dan melanjutkan visi besar pembangunan kota.”
Pembatalan ini juga diikuti oleh pembatalan acara serupa di 15 lokasi lainnya di Surabaya, yang juga direncanakan untuk ditampilkan oleh Eri Cahyadi dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. Meski begitu, para relawan dan tokoh masyarakat berharap acara ini dapat dijadwal ulang di lain waktu sehingga semangat kebersamaan dalam Sapa Warga bisa tetap terwujud. Dengan memanfaatkan momentum Sapa Warga , mereka berharap dapat menciptakan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah dan masyarakat untuk mempersiapkan Surabaya dalam menyambut Indonesia Emas.
Di akhir acara Tahlilan , doa bersama dilanjutkan dengan harapan agar semua yang hadir dapat tetap menjalankan visi besar dalam membangun kota, meski tanpa kehadiran Cak Eri pada malam itu. Para warga menyampaikan harapan mereka agar semangat persatuan dan kepedulian sosial terus menjadi landasan utama dalam menghadapi berbagai tantangan kota di depannya. Dukungan dan doa untuk keluarga Eri Cahyadi pun terus mengalir, sebagai bentuk kepedulian warga Surabaya terhadap pemimpinnya yang begitu dicintai.(MSH/ADR)