Proyek Rp2,6 Milyar DI Sumber rame Ambles: Dua Box Culvert Jeblos, Metode Kerja Diduga Asal-asalan

Gresik, Media Pojok Nasional –
Proyek PU Bina Marga di kawasan Desa Sumber Rame, Kecamatan Wringinanom, dengan nilai anggaran Rp2,6 miliar, kini menjadi sorotan keras setelah dua box culvert ambles di lokasi pekerjaan. Warga menyebut proyek ini dimenangkan pihak yang dikenal sebagai “orang Metatu”, namun di lapangan justru muncul indikasi kuat kelalaian teknis dan dugaan penyimpangan dari spesifikasi kontrak.

Pantauan di lokasi, selasa (9/12/2025) menunjukkan pekerjaan tidak mengikuti prinsip dasar konstruksi saluran pracetak. Tidak ada papan proyek, tidak ada landasan (bedding) yang layak, pemadatan tanah diragukan, dan sambungan antar box terlihat terbuka tanpa grouting. Bahkan, tulangan (rebar) tampak terpapar tanpa cover beton yang seharusnya melindungi struktur dari korosi.

Kondisi paling fatal terjadi ketika dua box culvert ambruk turun, mengindikasikan kegagalan struktur sejak awal pemasangan. Pada proyek bernilai miliaran rupiah, kondisi seperti ini tidak dapat dianggap sebagai “ketidaksengajaan”, tetapi sebagai indikasi kelalaian metode kerja yang berpotensi merugikan negara.

Secara teknis, pemasangan box culvert harus melalui prosedur ketat: penggalian presisi, pemadatan tanah sesuai nilai CBR, pemasangan bedding terkompak, penyelarasan posisi elemen, hingga sealing sambungan. Namun, fakta lapangan memperlihatkan pekerjaan seperti dilakukan tanpa standar tersebut.

Proyek pemerintah pada dasarnya diwajibkan memenuhi SNI, prosedur pengawasan PPK, dan transparansi publik. Ketidakhadiran papan proyek menunjukkan ketidakpatuhan administratif yang membuka pertanyaan lebih jauh tentang transparansi pengelolaan dana publik.

Dinas PU Bina Marga Kabupaten Gresik diminta memberikan klarifikasi teknis terkait penyebab amblesnya dua box culvert dan menjelaskan apakah pekerjaan tersebut telah melalui uji material, uji tanah, serta pengawasan teknis yang memadai. Publik menunggu penjelasan resmi dan tindakan korektif agar kerugian tidak terus melebar.

ANALISIS TEKNIS LANJUTAN UNTUK MEMPERKUAT INVESTIGASI

Analisis berikut disusun sebagai dasar investigatif, bukan tuduhan. Semua poin bersifat teknis dan objektif, merujuk pada standar konstruksi saluran beton pracetak.

A. Identifikasi Kegagalan Struktur pada Foto

  1. Settlement Diferensial (penurunan tidak merata)
    Dua box culvert telah turun di salah satu sisi. Indikasi kuat bedding tidak dipadatkan dan tidak menggunakan material granular. Jika bedding tidak memenuhi densitas minimal (standar 90–95% Proctor), box akan tenggelam dalam hitungan hari.
  2. Joint Failure (kegagalan sambungan)
    Sambungan antar box culvert terlihat terbuka. Tidak ada mortar/sealant. Celah sambungan menyebabkan aliran air masuk ke dasar struktur, memicu piping dan undermining.
  3. Exposure of Rebar (tulangan terbuka)
    Rebar seharusnya berada dalam cover beton minimal 25–50 mm. Rebar terbuka mempercepat korosi, menurunkan kekuatan struktur, dan memicu risiko retak serta patah.
  4. Lack of Bearing Surface Preparation
    Permukaan tanah di bawah box terlihat tidak rata. Tidak ada indikasi leveling concrete atau bedding layer.
  5. Congestion of Reinforcement Hooks
    Terlihat hook U-bar yang seharusnya tertanam penuh dalam beton atas, namun justru terekspos sebagian. Ini menandakan ketidaksesuaian pemasangan atau mismatch antara shop drawing dan pelaksanaan.

B. Ketidaksesuaian dengan Standar SNI,
SNI 3432:2008 tentang Box Culvert Beton Pracetak
Penyimpangan yang terlihat:

Tidak ada bedding padat sesuai standar, Penyambungan tidak dilakukan dengan mortar/grout. Perlindungan tulangan tidak terpenuhi.

SNI 1725 tentang Pembebanan, amblesnya unit sebelum diberi beban menunjukkan daya dukung dasar tidak memenuhi syarat. Tidak ada indikasi uji tanah atau kontrol elevasi galian.

SNI 2833:2016 tentang Uji Kepadatan Tanah, Tidak ada tanda pengujian sand cone atau nuclear densitometer yang wajib diterapkan pada proyek senilai miliaran rupiah.

C. Potensi Penyimpangan Administratif

Tidak adanya papan proyek, padahal wajib sebagai instrumen transparansi publik, Tidak terlihat konsultan pengawas, menimbulkan dugaan lemahnya mekanisme pengawasan PPK. Tidak ada dokumentasi uji mutu material pada pelaksanaan.

D. Potensi Kerugian Negara

Apabila dua unit culvert harus dibongkar dan dipasang ulang, biaya koreksi + penggantian bisa mencapai lebih dari 15% nilai kontrak. Selain itu terdapat potensi kerusakan lanjutan jika perbaikan tidak dilakukan segera.

E. Checklist Investigasi Lapangan yang Wajib Dilakukan,

  1. Pemeriksaan elevasi dasar galian.
  2. Pemeriksaan ketebalan dan kualitas bedding layer.
  3. Pengujian CBR/Proctor tanah dasar.
  4. Dokumentasi celah sambungan antar box.
  5. Pemeriksaan cover beton dan diameter tulangan.
  6. Verifikasi sertifikat mutu pracetak.
  7. Pencocokan shop drawing dengan pelaksanaan lapangan.
  8. Pemeriksaan daftar pengawasan harian PPK.
    (hambaAllah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *