Surabaya – Media pojok Nasional – Musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium ekspresi yang kuat. Hal inilah yang terus diusung oleh Metal Jowo, band metal asal Surabaya yang tetap konsisten menyuarakan kritik sosial dalam balutan budaya Jawa. Dalam perbincangan eksklusif di Pro 4 RRI Surabaya, band yang telah eksis sejak 1995 ini mengupas perjalanan panjang mereka di industri musik Tanah Air.
Metal Jowo lahir dari lingkungan akademik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, digagas oleh Adi, Rendra, dan Yak Widhi Lamong. Dari tiga personel awal, band ini berkembang menjadi lima anggota yang tetap solid hingga hari ini. Selama tiga dekade, Metal Jowo terus mengukir jejak di berbagai panggung, khususnya di dunia kampus Jawa Timur, dengan gaya musik cadas yang unik—memadukan metal dengan nilai-nilai budaya dan bahasa Jawa.

Tak sekadar bermusik, Metal Jowo mengusung misi kebudayaan. Lirik-lirik mereka penuh satir dan kritik sosial, menyoroti berbagai aspek seperti politik, kebangsaan, hingga permasalahan sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Bagi Yak Widhi Lamong, menciptakan lagu ibarat meramu hidangan dari realitas kehidupan—dipanen dari pengalaman, dikomposisikan dengan makna, lalu disajikan untuk dinikmati dan dicerna para pendengar.
Dalam talk show yang dipandu Ning April pada 24 Maret 2025, Metal Jowo mendapat apresiasi atas dedikasi mereka dalam menjaga eksistensi dan tetap relevan hingga usia 30 tahun. Konsistensi mereka membuktikan bahwa musik bisa menjadi alat komunikasi yang efektif, bukan hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk menggugah kesadaran publik.
Rokhim dan Fajar, yang turut hadir dalam diskusi tersebut, menegaskan bahwa “berkokok” atau menyuarakan kegelisahan tidak selalu harus melalui orasi atau pidato. Musik pun bisa menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan penting bagi masyarakat. Metal Jowo adalah bukti nyata bahwa musik cadas pun bisa berakar pada budaya dan tetap bermakna bagi peradaban.
Di usianya yang ke-30, Metal Jowo terus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar band metal biasa, melainkan suara zaman yang tetap lantang menyuarakan realitas lewat nada dan lirik yang berani ( hen. )