Satpas Colombo: Parsel Lebaran Jadi Alat Permainan Kotor, Penghinaan Terbuka bagi Awak Media

Surabaya, Media Pojok Nasional –
Di tangan yang salah, bahkan sebuah parsel Lebaran bisa berubah menjadi senjata penghinaan. Inilah yang terjadi di Satpas Colombo pada Selasa, 25 Maret 2025—bukan sekadar bagi-bagi bingkisan, melainkan pertunjukan kekuasaan kecil yang dimainkan dengan penuh kesengajaan.

Tidak ada sistem, tidak ada keadilan—hanya wajah-wajah yang dipilih dengan alasan yang hanya mereka sendiri yang tahu. Awak media yang datang dengan harapan dihargai justru diperlakukan seperti pengemis yang tak punya hak menuntut apa pun. Apakah mereka pikir jurnalis bisa dibungkam dengan permainan sekotor ini?

“Kami datang bukan untuk meminta belas kasihan, tapi untuk diperlakukan dengan adil,” ujar Kana, seorang jurnalis yang muak dengan penghinaan ini. “Lebih baik tidak ada pembagian sama sekali daripada harus melihat kebusukan seperti ini.”

Dan seperti para pengecut pada umumnya, Satpas Colombo memilih bungkam. Tidak ada klarifikasi, tidak ada permintaan maaf, hanya kesombongan yang dibiarkan tumbuh subur. Mungkin bagi mereka ini sepele, hanya soal bingkisan. Tapi inilah masalahnya—jika dalam urusan sekecil ini saja mereka bisa bertindak culas, bayangkan apa yang bisa mereka lakukan dalam urusan yang lebih besar.

Satpas Colombo baru saja menorehkan namanya dalam sejarah kebusukan birokrasi. Ini bukan sekadar soal parsel—ini adalah bentuk penghinaan terang-terangan, pernyataan bahwa keadilan bisa diperjualbelikan, dan bukti bahwa mentalitas busuk bisa tumbuh subur ketika dibiarkan tanpa perlawanan.

Red.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *