Bangkalan, Media Pojok Nasional — Senin, 04 November 2024 lalu STKIP PGRI Bangkalan Kampus yang berada di pusat kota Kabupaten Bangkalan mengadakan Pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) yang memiliki 2 Paslon, yaitu Moh. Sulhan dan Hadori sebagai Paslon nomor urut 1 kemudian Wahyu Tirta Sari dan Samsul Arifin sebagai paslon nomor urut 2.
Penetapan tersebut dilayangkan di akun instagram resmi miliki KPUM STKP PGRI Bangkalan yang menyatakan paslon nomor urut 1 sebagai Presma dan Wapresma terpilih.
Namun penetapan Paslon nomor urut 1 sebagai Presma dan Wapresma terpilih dianggap tidak sah. Pasalnya, proses perhitungan suara tidak diikuti oleh saksi yang telah ditetapkan.
Bersamaan dengan hal tersebut pihak Waka III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Khoirul Anwar, M.Pd memberikan pernyataan.
“Ketika di berita acara tidak ada tanda tangan dari paslon 2 maupun saksinya, maka dianggap tidak sah. Tidak aka nada pemilihan sampai kapan pun ketika tidak ada konsolidasi,” ucap dia.
Kejadian tersebut juga ditanggapi oleh Mahrus Sholeh, S.Pd selaku mantan Presiden Mahasiswa periode sebelumnya.
Ia menganggap bahwa peristiwa seperti itu sudah pernah dialami semasa menjabat sebagai Presiden Mahasiswa.
Namun ketika mendengar berita tersebut kembali terjadi, ia merasa bahwa ternyata menjadi peristiwa yang lebih parah dibandingkan sebelumnya ketika ia menjabat.
“Saya berharap BEM khususnya KPUM bisa menjadikan hal seperti ini sebagai ajang berproses atau pun ajang belajar berpolitik. Untuk teman-teman mahasiswa saya harap bisa menjadi pribadi yang juga belajar dalam memilih sosok pemimpin yang sesuai dengan gagasan yang mereka inginkan,” ujarnya ketika dimintai keterangan.
Hingga saat ini pemilihan tersebut berjalan hampir 1 minggu tetapi belum memiliki titik terang. Pihak kampus maupun Waka III belum memberikan tindak lanjut lagi baik berupa pernyataan tertulis maupun non tertulis. (Anam)
