Oknum Kepala Bandara Bersama Oknum APH Sulteng Diduga Kuat Menyalahgunakan Jabatan Untuk Perkaya Diri Sendiri.

Banggai laut, Sulawesi tengah, Media Pojok Nasional – Oknum kepala bandara Frans Mandapar Balut bersama dengan oknum polisi yang saat ini menjabat sebagai kapospol kecamatan Banggai Utara, mereka diduga kuat mengolah sumber daya alam jenis kelapa, dengan jumlah pohon mencapai ribuan batang yang berada di dalam lahan bandara di desa kendek, lahan tersebut untuk memperkaya diri sendiri , 11 April 2025.

Banyaknya warga masyarakat yang sesali atas kinerja para oknum, yang seharusnya kedua oknum tersebut melaksanakan tugasnya masing-masing agar bermanfaat untuk warga Masyarakat maupun kemajuan desa setempat,

Mereka malah berujung menjauhi dari pemerintah desa agar aksinya mulus agar para oknum tersebut bisa berjalan dengan lancar, sehingga hasilnya masuk di kantong secara pribadi bukan ke kas daerah maupun kas negara.

Warga masyarakat desa kendek inisial (HN) umur 50 tahun menyampaikan “Awal mula tanah bandara dirintis oleh saya bersama dengan teman-teman dari desa bersama Tim dari jajaran pemerintah untuk melihat batas batas yang akan di beli untuk menjadi bandara udara pada waktu itu, lalu di kemudian hari seiring berjalannya waktu tahap pembangunan bandara, kalau tidak salah pada waktu itu mulai di bangun bandara itu di tahun 2018 di desa kendek dan di tunjuklah oknum polisi tersebut yang menjabat sebagai kapospol di kecamatan Banggai Utara untuk menjadi pengamanan di bandara sebagai tugas tambahan nya,

Saat itu penanggung jawab bandara sdr Fitrah, saudara fitrah menunjuk saya sebagai kordinator untuk mengelola sumber daya alam yang ada di dalam lokasi bandara,

Lalu hasilnya di pergunakan untuk pemeliharaan pagar dan pembersihan di lokasi bandara dan ada juga perjanjian lain bahkan kalau warga desa kendek membutuhkan semacam material batu dan kayu api untuk kepentingan warga desa semuanya itu gratis,

Namun berjalanya waktu oknum polisi tersebut mulai menjalankan misi nya agar hasil SDA bandara bisa oknum polisi kuasai, lalu misi oknum polisi berhasil dikuasai separuh hasil SDA dari tahun 2019 sampai sekarang tahun 2025″,

Lebih lanjut ia mengatakan “Oknum kepala bandar udara yang baru menjabat di awal bulan tahun 2024 lalu, mulai mengikuti metode yang di bangun oknum polisi sehingga mereka berdua dapat mengambil keuntungan puluhan juta untuk perkaya diri masing masing, lalu, awal tahun 2025 sekitar bulan Januari saya di perintahkan oknum kepala bandara untuk mengelola kelapa untuk di masukan ke kontainer, seinget saya jumlah kelapa yang saya olah sebanyak 8.000 buah teman saya 4.000 buah, dengan harga 2.200/buah”,Tambahnya

Disii lain Pembeli kelapa biji dari oknum polisi menjelaskan ” Oknum polisi ada meminta uang muka Sebesar 10 juta untuk kelapa biji sebanyak 5 ribu buah kepada saya, waktu itu kelapa yang berasal dari bandara masuk sama kesaya sebanyak 5.100 buah, jadi di kalikan harga sebesar 2.500/buah, jadi total keseluruhan 12 juta 750 ribu, yang di terima oknum polisi di awal bulan tahun 2025 lalu, Kemudian oknum polisi meminta lagi uang untuk kelapa yang akan di pasok sebanyak 1.000 buah”. Tandasnya

Sementara itu Kepala desa Kendek menjelaskan “Saya tidak pernah merima surat pemberitahuan dari pihak bandara mengenai aktifitas yang dimaksud, kami dari pihak pemdes kendek sendiri siap untuk bersinergi kepada siapapun agar bisa memajukan desa untuk kepentingan warga” tuturnya.

Red.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *