Tuban, Media Pojok Nasional –
Jumat malam, 2 Mei 2025. SDN Ronggomulyo 1, sebuah sekolah dasar negeri di Kabupaten Tuban, tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Bukan karena perayaan Hari Pendidikan Nasional. Bukan pula karena prestasi siswa. Tetapi karena puluhan karangan bunga anonim yang mendadak berjejer rapi di depan sekolah.
Tak ada panggung. Tak ada acara. Tak ada suara. Tapi bunga-bunga itu bicara. Dengan pesan-pesan yang tak biasa.
Tidak ada pengumuman resmi. Tidak ada penjelasan dari pihak sekolah. Tapi malam itu, beberapa motor tampak berjejer di depan gerbang. Gerak-gerik orang-orang tak dikenal terekam samar dalam kegelapan. Beberapa warga sempat bertanya, namun hanya dijawab dengan senyum singkat dan tatapan kosong.
“Kayak ada yang dirayakan… tapi bukan untuk umum,” kata seorang warga setempat.
Spekulasi berkembang liar. Apakah ada pengangkatan kepala sekolah baru yang diselubungi syukuran? Atau sekolah ini sedang dijadikan panggung diam-diam untuk urusan yang lebih besar dari sekadar pendidikan?
Sekolah adalah tempat membentuk masa depan. Tapi malam itu, SDN Ronggomulyo 1 lebih mirip panggung ritual kekuasaan yang tersembunyi. Bukannya mencerdaskan, justru menyimpan teka-teki. Bukannya terbuka, justru makin menutup diri.
Hingga kini, belum ada satu pun klarifikasi dari kepala sekolah. Dinas Pendidikan pun memilih bungkam. Sementara karangan bunga itu tetap berdiri, seperti simbol bisu dari sesuatu yang lebih besar… dan lebih gelap.
Jika Anda tahu siapa yang mengirim karangan bunga itu—atau apa yang sebenarnya terjadi malam itu—kami membuka pintu informasi. Karena di balik bunga-bunga itu, ada cerita yang belum terungkap. (hamba Allah).
