Hukum Dipermainkan? Fery Diduga Cabut Laporan, Blokir Wartawan, dan Dikuasai Kepentingan Tertentu

Jombang, Media Pojok Nasional –
Polemik seleksi perangkat Desa Pulorejo semakin menjijikkan. Fery Leo Ronaldi, peserta seleksi yang sempat membuat publik bersorak karena melapor ke Polres Jombang, kini diduga kuat telah mencabut laporannya secara diam-diam. Tak hanya itu, ia memblokir nomor wartawan dan sepenuhnya menghilang dari pantauan publik.

Bukan hanya menghindar, Fery secara aktif memutus seluruh jalur komunikasi. Pesan tidak dibalas, panggilan tak direspons, dan nomor awak media ini secara terang-terangan diblokir. Sebuah langkah yang bertolak belakang dari keberaniannya dulu saat melawan dugaan permainan seleksi.

Namun yang lebih mengganggu, melihat gelagat Fery sejak awal membuat laporan pun sebenarnya sudah menunjukkan tanda-tanda ganjil. Ia terlihat gugup, tidak leluasa menjawab pertanyaan, seolah ada yang membisikkan atau bahkan mengendalikan langkahnya. Kini, saat ia justru menarik diri dan menghilang, dugaan itu makin menguat, jangan-jangan Fery hanya alat. Jangan-jangan laporan itu memang atas suruhan.

Jika benar begitu, maka ini bukan hanya soal kebenaran yang dibungkam—ini soal hukum yang sedang dipermainkan.

Situasi kian panas. Masyarakat Pulorejo menyaksikan permainan kotor ini dengan geram. Di balik panggung seleksi perangkat desa, tampaknya ada pihak-pihak sarat kepentingan yang ingin mengatur jalannya kasus. Mereka bukan hanya membungkam suara, tapi mencoba membelokkan arah hukum demi kepentingan tertentu.

Sementara itu, informasi terpercaya menyebutkan forum klarifikasi besar akan segera digelar. Panitia desa, pihak kecamatan, DPMD, hingga Inspektorat akan dikumpulkan untuk mengurai ulang seluruh proses. Tapi tanpa kehadiran Fery, transparansi acara itu patut dipertanyakan.

Media ini tidak tinggal diam. Kami akan segera melakukan konfirmasi resmi sekaligus audiensi ke Kapolres Jombang untuk meminta kejelasan penuh atas dugaan pencabutan laporan dan seluruh proses penanganan kasus ini.

Media ini bukan sekadar mempublikasikan informasi, tapi menelusuri yang ditutup, membongkar yang disembunyikan, dan mengguncang yang pura-pura netral.

Kebenaran tidak boleh tunduk pada skenario. Dan hukum tidak boleh jadi mainan.

Media ini akan terus mengejar. Karena ketika satu suara dibungkam, maka seribu pertanyaan akan menyusul. (hamba Allah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *