Mojokerto, Media Pojok Nasional –
Di kediaman sederhana namun penuh makna yang dikenal sebagai Rumah Cendoro, sebuah momen kecil terjadi pada Jumat malam , (1/8/2025), namun gaungnya bergema hingga jauh: Aris Gunawan, S.Sos., genap berusia 50 tahun. Tanpa pesta, tanpa undangan resmi, hanya kejutan hangat yang dijawabnya dengan kalimat lirih, khas gaya Aris:
“Enggh, namung surpres mawon.”
Ucapan ringan. Namun keluar dari sosok yang sudah lima dekade berdiri tegak tanpa pernah menyimpang. Aris bukan hanya Ketua Umum LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR), ia adalah simbol langka dari ketegasan yang tak tergadaikan dan integritas yang tak bisa dibeli.

Ia tidak dibentuk oleh citra, melainkan prinsip. Ketika kompromi jadi mata uang umum dalam dunia sosial, Aris justru menjadikannya garis batas. Saat banyak memilih diam, ia menyuarakan yang tertindas. Dan saat semua orang mencari sorotan, ia tetap bekerja dalam senyap.
Media Pojok Nasional, yang selama ini bersinergi erat dengan FPSR di berbagai medan investigasi dan advokasi sosial, mencatat bagaimana Rumah Cendoro menjadi saksi dari rapat-rapat sunyi, keputusan berani, dan sikap yang tak pernah ditayangkan.
Ulang tahun ini bukan sekadar perayaan usia.
Ia adalah pengingat bahwa keberanian sejati tak selalu berteriak. Bahwa ketulusan bisa lebih lantang dari popularitas. Bahwa pengabdian tidak butuh panggung.
Pemimpin Redaksi Media Pojok Nasional, Widji Utomo, menyampaikan, “Selamat ulang tahun ke-50 kepada Bapak Aris Gunawan, S.Sos. Separuh abad telah Bapak tapaki dengan lurus dan tegas. Media ini merasa terhormat bisa berjalan beriringan dalam menegakkan suara kebenaran.”
Red.