Anak Terjangkit DBD, Program Jumantik Kelurahan Pakal Dinilai Gagal

Surabaya, Media Pojok Nasional –
Seorang anak di Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan kini menjalani perawatan di rumah sakit. Kasus ini kembali memunculkan sorotan terhadap efektivitas program pemberantasan DBD di tingkat kelurahan, khususnya peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Padahal, penanganan DBD merupakan program resmi Pemerintah Kota Surabaya melalui kegiatan PSN dan pemantauan jentik berkala. Namun, munculnya kasus di lingkungan padat seperti Pakal menunjukkan bahwa fungsi pengawasan Jumantik di tingkat kelurahan belum berjalan optimal.

Lurah Pakal, Bayu Wicaksono, mengklaim pihaknya sudah aktif menjalankan prosedur sesuai arahan.

“Yang terpenting anaknya sudah ditangani. Setelah notifikasi dari rumah sakit ke puskesmas, kami langsung cek rumah dan lingkungan sekitar,” kata Bayu, Selasa (13/6).

Namun, keberadaan jentik hingga terjadi penularan jelas menunjukkan adanya kelemahan pengawasan di lapangan. Program Jumantik dinilai gagal mendeteksi dan mencegah potensi penyebaran sejak dini, sebagaimana yang ditargetkan dalam kebijakan kota.

Kelurahan sebagai pelaksana utama program harus bertanggung jawab bukan hanya setelah kejadian, tapi justru dalam mencegahnya. Kasus ini menjadi sinyal bahwa sistem PSN dan pemantauan di Pakal perlu evaluasi menyeluruh, agar tidak berujung pada korban berikutnya. (hamba Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *