Ketua Umum LSM GEMPAR dan FPSR Hadir di HUT Komando Patas TV : Sunyi yang Menyimpan Daya Tekan

Lamongan, Media Pojok Nasional –
Tretes Café, sudut tenang di Desa Mantup, Lamongan, mendadak menjadi titik kumpul kekuatan sipil yang tak bisa disepelekan. Dalam suasana peringatan Hari Ulang Tahun ke-1 Komando Patas TV, sabtu (12/7/2025) dua tokoh penting dari barisan pengawas birokrasi hadir bersamaan, Sulistiyanto (Bang Tyo), Ketua Umum LSM GEMPAR, dan Aris Gunawan, Ketua LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR).

Kehadiran keduanya bukan sekadar tamu undangan. Mereka datang sebagai simbol bahwa kontrol sosial hidup, nyata, dan terus mengawasi. Tanpa panggung, tanpa orasi, dan tanpa pengumuman megah. Namun langkah mereka cukup untuk mengubah ritme suasana menjadi lebih tertata dan mengendap.

Bang Tyo, mengenakan kaos biru santai dan celana gelap, melangkah pelan namun pasti. Aris Gunawan tampak mendampingi dengan tenang, hadir membawa wajah FPSR sebagai bagian dari kekuatan moral masyarakat sipil. Kombinasi kehadiran dua ketua LSM itu menjadi penanda kuat: bahwa perlawanan terhadap penyimpangan berjalan tanpa perlu berteriak.

Komando Patas TV selama satu tahun terakhir dikenal sebagai media independen yang konsisten, Maka, kehadiran Ketua Umum LSM GEMPAR dan FPSR dalam HUT ini memperkuat posisi Komando Patas TV sebagai bagian dari jaringan perlawanan sipil yang solid.

Tak banyak bicara, tapi jelas terlihat. Bang Tyo sempat naik ke panggung, menyapa penyanyi dengan tenang. Sementara Aris Gunawan terlihat berbaur dengan hadirin, menjaga semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas FPSR. Tak ada interaksi berlebihan, namun atmosfer berubah perlahan. Seolah setiap orang tahu: di tempat ini, hari ini, tak ada tempat untuk basa-basi kosong.

Kehadiran Ketua Umum GEMPAR dan FPSR menjadi pusat gravitasi moral dalam perayaan ini. Keduanya tak perlu membuat pernyataan lantang untuk menyampaikan sikap. Wibawa dan konsistensi yang mereka bawa telah cukup menjadi pernyataan.

HUT Komando Patas TV bukan hanya peringatan usia, melainkan konsolidasi gerakan sipil. Ketika dua pilar LSM GEMPAR dan FPSR berdiri bersama dalam satu ruang, jelas satu hal: media dan rakyat sipil tak berjalan sendiri.

Dan dalam hening yang mereka bawa, tersirat satu pesan yang tak bisa dihindari, perlawanan tak selalu butuh panggung. Kadang, cukup satu kehadiran dari mereka yang berdiri tegak, dan seluruh ruang tahu, siapa yang sebenarnya sedang diamati.

Red. Wj.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *