Surabaya, Media Pojok Nasional –
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang digelar di Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan, Surabaya, menghadirkan tantangan tak biasa bagi para mahasiswa peserta. Bukannya berjibaku dengan persoalan infrastruktur dasar atau minimnya akses layanan publik, para peserta justru mendapati wilayah yang sudah sangat mapan secara administratif dan pelayanan.
Kelurahan Dukuh Menanggal dikenal sebagai salah satu kawasan maju di Surabaya. Akses terhadap layanan digital, kesehatan, administrasi, hingga kepemudaan dinilai telah berjalan optimal. Bahkan, fasilitas publik seperti balai RW, taman interaktif, dan ruang terbuka hijau telah tertata rapi dan aktif digunakan warga.
Situasi ini membuat sebagian mahasiswa KKN bingung menentukan arah program kerja (proker) yang relevan dan berdampak nyata. Alih-alih melakukan kegiatan pembangunan fisik, mereka kini dituntut lebih kreatif dalam merancang aktivitas yang bersifat peningkatan kualitas sosial, edukasi lanjutan, atau inovasi komunitas.
Sejumlah opsi mulai dikaji, seperti pelatihan teknologi informasi untuk lansia, penguatan digitalisasi UMKM berbasis lokal, pemetaan potensi ekonomi kreatif, hingga pembuatan katalog wisata sejarah dan budaya lokal. Pendekatan sosial dan inovatif menjadi tumpuan utama agar KKN tetap relevan di wilayah dengan standar pelayanan tinggi.
Fenomena ini membuka diskusi baru di kalangan perguruan tinggi mengenai pendekatan KKN di wilayah urban mapan. Sebab, kebutuhan masyarakat tidak lagi berbasis fisik semata, melainkan menuntut integrasi ide, teknologi, dan program-program berkelanjutan berbasis data.
Kondisi Dukuh Menanggal menjadi cermin bahwa mahasiswa kini perlu merespons kebutuhan masyarakat modern dengan narasi program yang adaptif, progresif, dan berdampak jangka panjang. (hamba Allah).