Surabaya, Media Pojok Nasional –
Kasus seorang anak yang diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kelurahan Pakal memicu sorotan publik. Sejumlah warga mempertanyakan efektivitas program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang selama ini digadang sebagai garda depan pencegahan DBD di lingkungan masyarakat. 15 Mei 2025.

Merespons hal tersebut, Puskesmas Benowo bersama tim kelurahan, RT/RW, dan Kader Surabaya Hebat (KSH) segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di sekitar rumah pasien. Dari hasil pemeriksaan di 20 rumah, ditemukan angka bebas jentik mencapai 100%. Tidak ada jentik nyamuk penyebab DBD, dan tidak ditemukan kasus serupa di lingkungan sekitar.
Kepala Puskesmas Benowo, dr. Aloysius Tri Joehanto, M.H., menjelaskan bahwa dugaan DBD berasal dari diagnosa dokter rumah sakit, namun hasil laboratorium resmi masih belum diberikan kepada pihak keluarga. “Kemungkinan penularan bisa saja terjadi di luar lingkungan tempat tinggal. Yang terpenting, penderita sudah dirawat dan kita harus cegah agar tidak ada penularan lanjutan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas. Menurutnya, kesadaran kolektif adalah kunci utama menekan angka kasus DBD.
Pihak Kelurahan Pakal membantah anggapan bahwa program Jumantik gagal. Mereka menegaskan program masih berjalan rutin sesuai prosedur, meski diakui masih ada tantangan dalam mendorong partisipasi warga secara menyeluruh. “Kami akan terus meningkatkan sosialisasi, bahwa perlunya kebersihan lingkungan di sekitar rumah kita, minimal diri kita atau masing masing masing rumah peduli terhadap kebersihan yang menjadi sarang dari nyamuk (DBD) terutama di musim pancaroba yang rawan penyakit,” ujar Bayu Witjaksono, SE, MM Lurah Pakal.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Edukasi tentang DBD, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pelaporan gejala sejak dini tetap menjadi strategi utama dalam memutus rantai penularan.
Red.